Internasional

Ketum Fatayat Ingatkan Perempuan Waspada agar Tidak Jadi Korban di Dunia Digital

NU Online  ·  Senin, 13 Oktober 2025 | 21:00 WIB

Ketum Fatayat Ingatkan Perempuan Waspada agar Tidak Jadi Korban di Dunia Digital

Ketua Umum Pimpinan Pusat Fatayat NU Margaret Aliyatul Maimunah. (Foto: PCI Fatayat NU Hongkong)

Hongkong, NU Online 

 

Kemajuan teknologi membawa kemudahan, tetapi juga menghadirkan ancaman baru bagi perempuan. Ketua Umum Pimpinan Pusat Fatayat Nahdlatul Ulama (PP Fatayat NU), Margaret Aliyatul Maimunah, menilai dampak negatif teknologi kini menjadi salah satu tantangan terbesar dalam kaderisasi perempuan muda NU.

 

Hal ini disampaikan Margaret saat mengisi Latihan Kader Dasar (LKD) Pimpinan Cabang Istimewa Fatayat NU Hongkong pada Ahad (12/2025).

 

“Sekarang tantangan semakin banyak. Salah satunya adalah dampak buruk dari kecanggihan teknologi. Karena kita masih hidup di masyarakat yang patriarkal, maka yang paling rentan menjadi korban adalah perempuan dan anak-anak,” ujarnya.

 

Margaret menyoroti maraknya kekerasan dan penipuan daring, termasuk kekerasan seksual yang terjadi di dunia maya tanpa pertemuan langsung antara korban dan pelaku.

 

"Banyak kekerasan terjadi melalui online. Tidak perlu bertemu langsung, tapi korbannya nyata,” tegasnya.

 

Ia mengingatkan agar kader Fatayat waspada dan cerdas dalam menggunakan teknologi. Sebab, kejahatan digital bisa terjadi dalam bentuk sederhana, mulai dari permintaan transfer uang yang mencurigakan hingga penyelundupan barang ilegal di bandara.

 

"Kita harus hati-hati. Jangan mudah percaya. Kalau ada yang minta kirim uang, harus jelas untuk apa. Begitu juga kalau ada barang tak dikenal, bisa jadi isinya malah barang ilegal,” pesannya.

 

Kaderisasi

 

Di tengah situasi itu, Margaret menegaskan bahwa kaderisasi adalah fondasi utama organisasi. Melalui kaderisasi, Fatayat NU membentuk pribadi perempuan yang tegas, tangguh, dan berdaya menghadapi perubahan zaman, termasuk tantangan digital.

 

“Kaderisasi ibarat bangunan. Ini fondasi yang menentukan apakah kader akan menjadi sosok hebat dan tahan banting, yang tahu bagaimana bergerak dan memberi dampak bagi organisasi,” jelasnya.

 

Ia menambahkan, Fatayat tidak boleh hanya melindungi diri sendiri, tetapi juga mampu melindungi komunitas dan lingkungan sosialnya.

 

"Kebermanfaatan itu kuncinya. Di mana pun Fatayat berdiri, di situ ia harus membawa manfaat bagi masyarakat sekitar,” tegas Margaret.

 

Sementara itu, Ketua PCI Fatayat NU Hongkong Yayuk Yuliani Wahyuningtyas mengatakan bahwa Latihan Kader Dasar (LKD) merupakan fondasi penting yang akan menentukan ketahanan dan kualitas seorang kader.

 

“Kader Fatayat harus tahu bagaimana bergerak dan memberikan dampak bagi penguatan organisasi. Karena itu, kaderisasi menjadi sangat penting,” jelasnya.

 

Yayuk menjelaskan, LKD PCI Fatayat NU Hongkong yang dihadiri oleh 70 peserta ini bertujuan untuk mencetak kader-kader Fatayat NU yang tangguh dengan membekali mereka materi seputar Ke-NU-an dan Aswaja, pemahaman tentang organisasi Fatayat NU, citra diri kader, serta kepemimpinan.

 

“Harapannya, setelah mengikuti LKD, lahir kader-kader Fatayat NU Hongkong yang tidak hanya aktif dalam organisasi, tetapi juga mampu menjadi agen perubahan di lingkungan masing-masing,” pungkasnya.

Gabung di WhatsApp Channel NU Online untuk info dan inspirasi terbaru!
Gabung Sekarang