Jakarta, NU Online
Sekitar 50 orang yang pengurus PCINU dan PCI Muslimat NU Malaysia berkunjung ke PBNU di Jl. Kramat Raya, Jakarta Pusat, Senin (11/12). Selain silaturahim, mereka bertujuan bertukar pikiran dalam memperkuat organisasi, baik antara pengurus NU dengan badan otonom (banom) serta jamaah.
Rais Syuriah PCINU Malaysia KH Sibron Abdul Halim mengungkapkan perbedaan pemerintah Indonesia dengan Malaysia dalam merespon kelompok-kelompok radikal. Menurutnya, Malaysia lebih cepat bertindak dalam pencegahannya.
"Jadi kalau ada HTI (misalnya), pemerintah sudah bertindak," katanya sembari mengatakan, karena itulah PCINU dan PCI Muslimat NU pun bisa fokus untuk berdakwah.
Berbeda dengan di Indonesia, lanjutnya, karena pemerintah kurang tegas, sehingga Nahdlatul Ulama harus turut membendung gerakan-gerakan radikal.
Rombongan itu diterima Ketua PBNU H. Robikin Emhas, Bendahara Umum PBNU Ing H Bina Suhendra, Wakil Sekretaris PBNU Ishfah Abidal Azis, Ketua II PP Muslimat NU Nyai Hj Nur Hayati Said Aqil Siroj, dan Sekretaris Umum PP Muslimat NU Hj Ulfah Mashfufah.
Robikin menyampaikan tentang pentingnya konsolidasi, penguatan program, dan penguatan akidah, amaliyah an-nahdliayah.
Lebih dari itu, seluruh pengurus NU harus memegang teguh prinsip dalam berdakwah, yaitu amar makruf bil makruf nahi munkar bil makruf.
"Itulah Islam washatiyah, Islam moderat, Islam nusantara, Islam yang diajarkan Nabi Muhammad Saw," jelasnya.
Sebelum ke PBNU, mereka berziarah ke makam-makam Wali Songo untuk menapaki jejak Islam Nusantara. Dalam perjalanan, mereka bersilaturahim ke PCNU Jombang, PCNU Jepara, dan salah satu MWC NU di Mojokerto. (Husni Sahal/Abdullah Alawi)