Khartoum, NU Online
Belajar di luar negeri merupakan anugrah, maka seyogyanya kita jangan sampai menyia-yiakan waktu untuk bersungguh-sungguh mencari ilmu. Modal pertama yang perlu kita tanamkan adalah niat. Tujuan kedatangan kita ke Sudan adalah semata-mata untuk mencari ilmu.
<>
Tak kalah pentingnya, meski di negeri orang, di sini kita akan belajar bermasyarakat dan berorganisasi melalui organisasi PCINU Sudan.
Demikian dikatakan Ketua Tanfidiyah PCINU Sudan Miftah, dalam acara orientasi ke-NU -an yang diadakan guna menyambut mahasiswa baru PCINU Sudan, Jum’at, 09/10 di Sekretariat PCINU Sudan.
Dalam kesempatan tersebut Mustasyar PCINU Sudan Muhammad Afifullah sebagai narasumber menyampaikan tentang tema Kesudanan dari segi Politik, Budaya, Ekonomi dan pendidikan, mengatakan, Sudan adalah negara yang terletak di timur laut benua afrika, sebelum referendum Sudan memiliki dua bagian, Selatan dan Utara, luasnya mencapai 2.000.000 m2. "Secara geografis Sudan sangat dekat dengan Tanah Suci Makkah Al-Mukarromah, sehingga memudahkan kepada teman-teman mahasiswa Sudan untuk menunaikan ibadah haji" katanya.
Sudan, kata dia, kaya akan sumber daya. Keadaan ekonominya terus diperbaiki pada tahun-tahun belakangan ini. "Di sektor peternakan yang baru saja diadakan Memorandum of Understanding antara Sudan dan pengusaha Malasyia dalam rangka pengelolaan sektor peternakan yang meliputi rencana ekspor daging halal ke Malaysia dan Indonesia. PBNU dalam hal ini ikut peran dalam meningkatkan ekonomi antara ketiga Negara," jelas Afif.
Pembicara lain, yakni Katib Syuriyah Zulham Qudsi mengingatkan, menjadi warga NU atau Nahdliyin harus belajar keNU-an. "Di Sudan ada PCINU, di NU ada nilai-nilai ibadah, NU punya sejarah dan organisasi, NU memperjuangkan nilai-nilai yang diyakini. Semua itu harus dipelajari," tegasnya.
Pada kesempatan itu pula disampaikan beberapa kiat mencari ilmu di Sudan. "Pertama harus mencintai spesifikasi bidang yang kita sukai, kalau sudah hobi dengan bidang ilmu, ilmu akan mudah masuk, namun kuncinya adalah harus banyak membaca," papar Auza’i Mahdudz Asirun, ‘Awan PCINU Sudan.
Kedua, kata Mahdudz Asirun, adalah duduk bersama para alim ulama, atau biasa disebut dengan tallaqi bersama Masyaikh.
"Ilmu yang kita dapat di kuliah, harus ditambah dengan mengaji-mengaji bersama ulama Sudan, demi menambahkan wawasan dan pengetahuan, karena pada dasarnya ilmu yang didapat di kuliah itu belum cukup, Warga Nahdliyyin Sudan biasa talaqqi bersama Syekh Muhammad Muhyiddin Al-Quraysi, Syekh Rukaini, Syekh Al-Fatih Hasanain, Syekh Al-Alim Musa’ad (Beliau Adalah Murid Syekh Yasin Al-Fadani) dan lain-lain" jelasnya
Ia mengakhiri dengan perkataan Imam Abdul Fattah Abu Ghuddah yang berbunyi Ilmu itu tidak akan memberikan seluruhnya, walaupun engkau telah memberikan waktu seluruhnya.
Kontributor: Zainul Alim
Terpopuler
1
Sosiolog Sebut Sikap Pamer dan Gaya Hidup Penyebab Maraknya Judi Online
2
Menkomdigi Laporkan 80 Ribu Anak Usia di Bawah 10 Tahun Terpapar Judi Online
3
Besok Sunnah Puasa Ayyamul Bidh Jumadal Ula 1446 H, Berikut Niat dan Keutamaannya
4
UI Minta Maaf soal Disertasi Bahlil Lahadalia, Kelulusan Ditangguhkan, Moratorium SKSG
5
Khutbah Jumat: Peran Ayah dalam Kehidupan Keluarga
6
Hukum Merokok saat Berkendara di Jalan Raya
Terkini
Lihat Semua