Makkah, NU Online
Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes RI dr Eka Jusup Singka mengungkapkan, angka kesakitan dan angka kematian jamaah haji setelah ibadah di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) cukup tinggi. Kondisi ini terutama dialami oleh jamaah yang berasal dari Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH)
“Saya meminta kepada jamaah haji dan juga keluarganya serta pengurus KBIH yang sedang melakukan kunjungan kepada jamaah haji di KKI Makkah untuk membantu program pemerintah dan menyukseskan program kesehatan haji di mana jamaah haji yang kelelahan atau tua atau mengalami keterbatasan fisik untuk bisa diperhitungkan dan ditelaah kembali ibadah-ibadahnya," katanya sebagaimana siaran yang diterima NU Online, Senin (26/8).
Hal ini, lanjutnya, ditujukan agar seluruh jamaah bisa pulang ke tanah air dengan selamat dan berkumpul dengan keluarganya masing-masing. Ia juga meminta kepada semua petugas agar berperan aktif memberikan penyuluhan kesehatan dan menjelaskan bahwa haji telah selesai. Saat ini jamaah tinggal menyelenggarakan ibadah-ibadah sunnah lainnya tetapi harus tetap memperhatikan kondisi kesehatan masing-masing.
Sementara Tim Promotif Preventif (TPP) Kementerian Kesehatan RI terus memberikan imbauan dan penyuluhan kepada jamaah sebelum dan setelah Armuzna. Secara masif, TPP juga terus menyampaikan delapan pesan kesehatan untuk jamaah haji Indonesia setelah Armuzna, khususnya kepada jamaah haji lansia dan beresiko tinggi
Delapan pesan tersebut meliputi: (1) Melakukan ibadah sunnah sesuai dengan kemampuan fisik. Jangan memaksakan diri, (2) Hindari aktivitas di luar hotel yang tidak perlu, (3) Istirahat yang cukup minimal 6 hingga 8 jam dalam sehari, (4) Selalu menggunakan alat pelindung diri ketika berada di luar ruangan.
Selanjutnya, (5) Minum air sesering mungkin guna mencegah terjadinya kekurangan cairan, (6) Makan makanan yang bergizi dan buah-buahan secara teratur, (7) Selalu bepergian dalam kelompok, (8) Hindari stress dengan perbanyak dzikir dan melakukan aktivitas fisik bersama kelompok.
Di kesempatan lain, petugas dari Tim Kesehatan Haji Indonesia sektor 3 Daerah Kerja Makkah dr Neni mengatakan bahwa saat ini para jamaah sedang dilanda sakit batuk dan pilek. Kondisi batuk dan pilek yang mayoritas diderita oleh para jamaah haji diakibatkan kondisi suhu, udara, dan menurunnya stamina jamaah setelah melaksanakan rangkaian ibadah Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).
"Jamaah harus tetap menjaga kesehatan untuk melanjutkan rangkaian ibadah dengan minum air dan istirahat cukup juga makan teratur," katanya kepada jamaah kelompok terbang JKG 51 dan 65 dari Lampung saat memberikan penyuluhan kesehatan di Hotel 301 Kawasan Raudhah, Makkah, Senin (26/8).
Apalagi, lanjutnya, bagi jamaah yang akan melanjutkan perjalanan ke Madinah diimbau untuk menjaga kesehatan sebaik-baiknya mengingat suhu di Madinah cenderung lebih panas dari Makkah.
"Suhu Madinah kering maka gampang mengakibatkan bibir dan kaki pecah-pecah serta kulit kering," ungkapnya.
Ia mengingatkan jamaah juga untuk senantiasa menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) –seperti payung, masker, sandal, kacamata, dan semprotan air- untuk mengatasi permasalahan itu.
Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Muchlishon