Kesehatan

Akibat Jarang Minum Air Putih, Kenali Dampak dan Risikonya

Jumat, 8 November 2024 | 07:30 WIB

Akibat Jarang Minum Air Putih, Kenali Dampak dan Risikonya

Ilustrasi air putih. (Foto: Freepik)

Jakarta, NU Online 

Air merupakan sumber kehidupan dan kebutuhan manusia, sebagian tubuh seseorang mengandung air. Maka mengonsumsi air merupakan kebutuhan wajib setiap manusia dalam beraktivitas. Namun risiko apa yang mengintai jika kita kurang minum air putih? 


"Meminum air merupakan hal yang penting, karena 70 persen kandungan dalam tubuh kita terdiri dari air untuk menunjang aktivitas keseharian," ujar Kevin Mak dalam siaran sehat radio Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan tema Akibat Jarang Minum Air Putih yang dilansir NU Online dari YouTube Kementerian Kesehatan RI, Jumat (8/11/2024). 


Lebih lanjut, kata Kevin, kalau jarang meminum cairan khususnya air putih, akan mengganggu sistem pencernaan, bisa mengakibatkan sembelit, pusing, menurunnya metabolisme tubuh, masalah kulit, dan lemas.


Ia mengatakan, setiap orang memerlukan air putih normalnya 8 gelas sehari, disesuaikan dengan padatnya aktivitas keseharian seseorang. Jika jarang berolahraga bisa menambahkan 1-2 gelas lagi dalam sehari.


Apakah cairan hanya didapat dari air putih?

Kevin mengungkapkan bahwa kebutuhan cairan tubuh seseorang baiknya 2,5 liter sehari. Sisanya bisa didapatkan ketika meminum teh, kopi, soda, bahkan makan buah yang kandungan airnya tinggi seperti semangka.


Ia mengatakan, kebutuhan cairan bisa dari mana saja, bukan hanya air putih, bisa teh, kopi, soda, sisanya makanan buah yang cukup kadar air seperti semangka. Tetapi, jangan keseringan meminum cairan yang mengandung senyawa karena kadar gula yang cukup tinggi bisa berisiko terkena penyakit ginjal akibat pemanis buatan.


"Yang jadi masalah itu bukan airnya, tetapi kandungan zat yang ditambahkan. Contoh gula, bisa akibatkan diabetes, ginjal, jelasnya.


Meminum air putih juga berfungsi untuk mengeluarkan sisa racun yang bisa saja masuk dalam tubuh dan mengurangi risiko dehidrasi setelah seharian aktivitas.


"Ciri kekurangan air utamanya dehidrasi, tandanya apa? Bisa bibir pecah-pecah, keluarnya air seni kuning gelap, dan yang paling padahal bisa timbul luka dalam kulit," jelas dokter muda yang juga sebagai konten kreator memiliki pengikut 2 juta tiktok itu.


Sementara itu, Kevin juga menjelaskan tentang elektrolit. Minuman elektrolit yakni minuman yang mengandung larutan seperti natrium, kalium, dan klorida. Elektrolit penting untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh, fungsi otot, dan saraf. Minuman elektrolit dapat membantu rehidrasi dan pemulihan setelah berolahraga, diare, atau muntah.


"Balik lagi tergantung jenis intensitas olahraganya, jika intensitas kecil cukup meminum dengan air putih ideal lebih baik, tetapi jika intensif sedang atau tinggi. Contoh seperti bermain sepak bola, lari maraton itu membutuhkan kadar penggantian elektrolit, tentu yang kandungannya sudah dinyatakan aman dan tersertifikasi BPOM," jelasnya.


Ia mengatakan, mengonsumsi air putih bisa yang sedang, hangat, atau dingin tidak jadi masalah tergantung kebutuhan badan seseorang. 


"Tubuh kita punya suhu 20-30 derajat, suhu air yang masuk derajatnya akan disamakan, silakan tergantung kenyamanan," katanya.


Ia mencontohkan ketika seseorang sedang sakit tenggorokan, lebih cocok air hangat, tapi kalau cuaca panas bisa air dingin karena sensasi lebih nyaman untuk lanjut aktivitas.