Anak Anda Kecanduan Game Online? Hati-Hati Begini Akibatnya
NU Online · Selasa, 23 Mei 2023 | 16:00 WIB
Jakarta, NU Online
Dugaan Kasus penganiayaan bocah SD oleh teman sebaya menyita perhatian publik belakangan ini. Bocah SD berinisial MH (9) asal Sukabumi, Jawa Barat, meninggal dunia diduga dianiaya oleh 4 orang temannya.
Psikolog Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) Rakimin membeberkan sejumlah faktor pemicu tindak kekerasan yang dilakukan oleh anak. Lantas, apa saja faktor penyebabnya? Apakah kecanduan bermain game online termasuk salah satunya?
Rakimin menjelaskan, penganiayaan sesama anak bisa terjadi karena berbagai faktor, di antaranya faktor sekolah, lingkungan, dan keluarga.
Sementara faktor lain yang tak kalah berbahaya adalah game online. Menurut Rakimin, game online dapat mempengaruhi kondisi psikologis anak.
“Game online peperangan dapat mempengaruhi kondisi psikologis anak-anak,” kata Rakimin kepada NU Online, Selasa (23/5/2023).
Kecanduan bermain game online, dinilainya dapat menyebabkan perubahan sikap. Anak cenderung berperilaku agresif, lemah dalam mengontrol emosi, kesulitan pengendalian diri, hingga menyebabkan perubahan struktur otak.
“Game online dengan unsur kekerasan dapat merangsang aktivitas fisik serta pikiran, perasaan, dan perilaku agresif yang cenderung beringas, galak, menyalak-nyalak, dan membabi buta,” papar Dosen Psikologi Islam Unusia tersebut.
“Aksi tawuran, perkelahian dan penganiayaan kerap disebabkan perilaku agresif yang tak terkendalikan,” imbuh dia.
Ganggu perkembangan emosi
Dalam sebuah penelitian pada jurnal Pengaruh Game Online Terhadap Perkembangan Emosi dan Sosial Anak Sekolah Dasar keluaran Universitas Pendidikan Indonesia dijelaskan bahwa frekuensi anak dalam bermain game online yang berlebihan dapat menimbulkan banyak pengaruh negatif, salah satunya adalah pada perkembangan emosi dan sosial anak.
Pengaruh pada perkembangan emosi anak di antaranya anak mudah merasakan emosi saat anak kalah dalam bermain game online, anak mudah marah dalam kehidupan sehari-harinya, dan anak yang bermain game online menjadi lebih agresif.
Bentuk perilaku agresif yang masih dalam tingkat sedang yang muncul dapat berupa perilaku negatif seperti menyerang suatu obyek, menyerang secara verbal ataupun secara simbolis, serta dapat melanggar benda hak milik orang lain.
Anak yang bermain game online juga cenderung lebih sering mengeluarkan kata kasar saat mereka bermain, hal itu dianggap oleh anak sebagai luapan emosi mereka saat bermain.
Pewarta: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Fathoni Ahmad
Terpopuler
1
Gus Yahya Berangkatkan Tim NU Peduli ke Sumatra untuk Bantu Warga Terdampak Bencana
2
Kiai Miftach Moratorium Digdaya Persuratan, Gus Yahya Terbitkan Surat Sanggahan
3
Kronologi Persoalan di PBNU (7): Kelompok Sultan dan Kramat Saling Klaim Keabsahan
4
Majelis Tahkim Khusus, Solusi Memecahkan Sengketa untuk Persoalan di PBNU
5
Penembakan Massal Terjadi di Australia, Seorang Muslim Berhasil Lucuti Pelaku Bersenjata
6
Sehari Galang Donasi, Warga NU Losari Cirebon Kumpulkan Rp37 Juta untuk Korban Bencana Sumatra
Terkini
Lihat Semua