Sidoarjo, NU Online
Rumah Sakit Islam (RSI) Siti Hajar Sidoarjo, Jawa Timur menggelar seminar awam bertajuk ‘Sehat dan Bugar bagi Penderita Diabetes’. Kegiatan berlangsung di ruang Darun Na'im lantai tiga rumah sakit setempat, Sabtu (26/10).
Direktur RSI Siti Hajar Sidoarjo, dokter H Sulistio mengatakan bahwa seminar awam ini bertujuan untuk mengedukasi pasien maupun keluarga pasien agar menjaga kesehatnnya dengan baik.
"Penyuluhan ini sifatnya untuk mengedukasi atau membimbing bapak maupun ibu dengan topik berbeda. Misal, saat ini tentang diabet. Topik lain di antaranya tentang tekanan darah tinggi, penyakit tulang otot dan masih banyak lagi kegiatan seminar lainnya," kata dokter Sulis, sapaan akrabnya.
Menurutnya, angka penyakit diabet dari tahun ke tahun terus bertambah. Di Puskesmas, di klinik perawatan, maupun di RSI Siti Hajar sendiri, penderita penyakit diabet mulai banyak dilakukan penanganan.
Beberapa bulan terakhir, pasien yang dirawat di rumah sakit dengan fasilitas BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) ini bila kondisinya sudah stabil akan dirujuk kembali ke klinik perawatan awal. Karena memang aturannya seperti itu.
“Bagi yang belum stabil akan dirawat, tapi yang sudah bagus dikembalikan ke dokter FKTP atau fasilitas kesehatan tingkat pertama," ujarnya.
Ia menegaskan, pasien yang menderita penyakit diabetes jangan menyerah. Akan tetapi harus semangat melakukan aktivitas sehari-hari, agar hidupnya lebih bagus. Bahkan dirinya menyarankan, pasien diabetes agar mengatur pola hidup dengan baik. Sehingga kondisi kadar gula akan membaik pula.
Pihaknya berharap, dengan adanya penyuluhan ini bisa menjadi nilai tambah, agar pasien maupun keluarga pasien dapat menjaga kesehatan, mengubah pola hidup agar semakin segar dan bugar serta tidak ada penyakit jangka panjang.
"Setelah dari sini, ilmunya bisa ditransfer kepada keluarga agar menjaga kesehatan dengan baik," pesannya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, beberapa faktor risiko menjadi diabet yaitu faktor genetik, kegemukan, indek masa tubuh, pola makan, gaya hidup dan lain sebagainya.
Jika laki-laki lingkar perutnya 90 cm atau lebih, itu dikhawatirkan menderita diabet. Jika hal itu terjadi, maka segera olahraga dan lemaknya dibuang. Sementara perempuan lingkar perutnya 80 cm.
“Cara lain yang bisa dilakukan yaitu membatasi minum teh pagi hari, minum sirup, makanan manis dan sebagainya. Olahraga ringan jalan kaki supaya dilakukan agar tidak gampang sakit," tegasnya.
Pada seminar ini hadir dua narasumber yang ahli dan profesional di bidang diabetes, yakni dokter Atik Yuniani dan dokter Dewi Retno Ningsih.
Dokter Atik Yuniani memaparkan, waktu makan bagi penderita diabetes lebih baik dengan porsi kecil, namun dibagi dalam beberapa waktu makan. Hal tersebut agar gula darah stabil.
Menururnya, setiap orang punya pola makan sendiri-sendiri. Karenanya harus diesuaikan dengan pola makan yang sudah ada.
“Lakukan olahraga yang teratur 3 hingga 4 kali dalam sepekan,” ungkapnya. Artinya hal itu dilakukan rutin sebisa mungkin. Mau setiap hari juga boleh, dengan disesuaikan kondisi masing-masing orang. Kalau yang mau senam boleh, jalan kaki juga boleh. Hindarilah tidur setelah makan juga kebiasaan malas bergerak, lanjutnya.
Beberapa gejala diabetes, di antaranya pandangan mata kabur, gatal-gatal terutama di bagian dalam, cepat lelah atau mengantuk, luka sulit sembuh, sering kencing, mudah lapar dan haus, serta kesemutan terutama di ujung anggota tubuh.
Sementara dokter Dewi Retno Ningsih menyampaikan tips bugar dan sehat untuk diabetes.
Pewarta: Moh Kholidun
Editor: Ibnu Nawawi