Kenali Pneumonia Mycoplasma, Penyebab Infeksi Pernapasan yang Sudah Ada Sebelum Covid-19
Jumat, 8 Desember 2023 | 17:00 WIB
Afrilia Tristara
Kontributor
Jakarta, NU Online
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Maxi Rein Rondonuwu mengonfirmasi terdeteksinya bakteri Mycoplasma Pneumoniae di Indonesia.
Melansir dari laman web sehat negeriku, hal tersebut dikonfirmasi Maxi dalam temu media "Update Pneumonia Mycoplasma di Indonesia" yang digelar oleh Kementerian Kesehatan pada Rabu (6/12/2023).
Maxi mengatakan bahwa saat ini ada enam kasus Pneumonia Mycoplasma yang terkonfirmasi dengan rincian lima pasien pernah dirawat di RS Medistra dan satu pasian di RS JWCC Asih, Jakarta. Keenam pasien tersebut menjalani perawatan dalam kurun waktu Oktober hingga November 2023 lalu.
"Laporan dari rumah sakit, saat ini seluruh pasien telah sembuh," kata Maxi.
Seluruh pasien yang terinfeksi Pneumonia Mycoplasma merupakan anak-anak berusia 3-12 tahun. Umumnya, gejala awal yang ditemukan pada pasien adalah panas, batuk, sesak ringan, dan sulit menelan.
Pneumonia Mycoplasma menyebar dengan cepat karena bisa menular melalui droplet (percikan cairan saluran pernapasan). Kendati keenam pasien terkonfirmasi sudah sembuh dan beraktivitas seperti biasa, Maxi mengungkapkan bahwa pemerintah tetap melakukan penelusuran kasus penyakit ini, terutama di lingkungan sekolah dan rumah pasien.
Maxi mengimbau kepada seluruh ruumah sakit dan fasilitas kesehatan di Indonesia agar melaporkan penemuan kasus melalui Pelaporan Rutin ISPA dan Pelaporan ILI-Sari melalui tautan berikut.
Apa itu Pneumonia Mycoplasma?
Pneumonia Mycoplasma adalah infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh bakteri Mycoplasma pneumoniae_. Melansir dari laman web Centers for Disease Control and Prevention (CDC). bakteri Mycoplasma pneumoniae pada umumnya menyebabkan infeksi ringan pada sistem pernapasan. Namun, terkadang bakteri ini juga bisa menyebabkan infeksi serius pada paru-paru yang membutuhkan perawatan intensif di rumah sakit.
Bakteri Mycoplasma pneumoniae dapat hidup di rongga hidung atau tenggorokan dalam waktu bersamaan tanpa membuat manusia merasa sakit.
Ketika seseorang yang terinfeksi batuk atau bersin, mereka mengeluarkan droplet yang mengandung bakteri tersebut. Orang lain dapat terinfeksi jika droplet tersebut ikut terhirup saat mereka bernapas.
Sebagian besar orang yang pernah bertemu dalam waktu singkat dengan pasien terinfeksi Pneumonia Mycoplasma tidak langsung tertular. Hal ini menunjukkan tingkat penyebaran dan fatalitas bakteri M pneumoniae cukup rendah. Bakteri ini adalah penyebab umum infeksi pernapasan yang sudah ada sebelum mewabahnya COVID-19. Penyebarannya pun tidak secepat virus COVID-19.
Kementerian Kesehatan sudah melakukan berbagai upaya mitigasi untuk mengantisipasi merebaknya Mycoplasma Pneumonia di Indonesia. Salah satunya, menerbitkan Surat Edaran Nomor : PM.03.01/C/4732/2023 tentang Kewaspadaan Terhadap Kejadian Mycoplasma Pneumonia di Indonesia.
Pemerintah mengimbau kepada masyarakat untuk aktif melakukan lima hal dalam mengantisipasi penularan Pneumonia Mycoplasma di Indonesia, yaitu:
- melakukan vaksin untuk melawan influenza, COVID-19, dan patogen pernapasan lainnya jika diperlukan,
- menjaga jarak aman dan tidak melakukan kontak langsung dengan orang yang sakit,
- memastikan tempat-tempat yang ditinggali (seperti rumah dan kantor) memiliki ventilasi yang baik agar sirkulasi udara berjalan lancar,
- menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) seperti mencuci tangan memakai sabun antiseptik dan air mengalir,
- jika merasakan gejala sakit, sebaiknya tidak keluar rumah dan tetap menggunakan masker dengan baik dan benar.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Hukum Pakai Mukena Bermotif dan Warna-Warni dalam Shalat
6
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
Terkini
Lihat Semua