Kutu Air di Musim Penghujan: Pengobatan Sintetik dan Alami ala Nabi
Selasa, 7 Januari 2025 | 15:00 WIB
Yuhansyah Nurfauzi
Kolomnis
Musim penghujan sering menimbulkan genangan air maupun banjir di berbagai tempat. Dampaknya tidak hanya pada lingkungan, tetapi juga pada kesehatan kulit. Banyak orang yang terdampak banjir mengalami gatal-gatal di area kaki yang sering terkena kontak dengan air. Tidak hanya gatal, rasa pedih dan nyeri juga bisa terjadi pada kaki yang terinfeksi.
Salah satu penyebab infeksi, gatal, dan pedih di sela-sela jari kaki adalah penyakit kutu air. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi jamur kulit dermatofit seperti Tricophyton. Penyakit kutu air juga sering dikenal dengan Athlete’s Foot atau Tinea Pedis. Tidak hanya sela-sela jari, jamur tersebut juga dapat menginfeksi kuku sehingga merusak penampilan dan menimbulkan bau yang tidak sedap.
Mengapa genangan air maupun banjir dapat menyebabkan penyakit kutu air? Bagaimana pengobatan untuk infeksi jamur pada kutu air? Apakah ada obat alami yang direkomendasikan oleh ulama Islam untuk mengatasi rasa sakit di kaki dan relevan dengan penyembuhan kutu air?
Air yang tergenang akibat hujan deras maupun banjir di musim penghujan di Indonesia seringkali terkontaminasi dengan kotoran. Kotoran inilah yang memicu pertumbuhan jamur dermatofit yang dapat menginfeksi kulit. Apabila kulit kaki seseorang maupun bagian tubuh lain kontak dengan air yang mengandung jamur, maka jamur dapat merusak lapisan pelindung kulit dan menimbulkan infeksi.
Peneliti dari Indonesia menyebut genangan air akibat rob maupun banjir yang terjadi di Pekalongan menyebabkan 97,9 % orang-orang yang terdampak mengalami infeksi kutu air. Gejalanya bervariasi, mulai dari rasa gatal, kemerahan, hingga peradangan di kaki (Artanto, dkk)
Karena disebabkan oleh jamur, maka obat utama untuk penyakit kutu air adalah anti jamur. Obat anti jamur ada yang dapat dioleskan langsung pada kulit yang terinfeksi dan ada pula yang diminum. Bila infeksi masih bersifat lokal, seperti hanya terjadi pada beberapa celah jari kaki, maka pengobatan anti jamur yang dioleskan masih bisa memberikan manfaat yang optimal.
Namun, tidak jarang infeksi jamur penyebab kutu air merambat ke daerah selain kaki. Tangan dan bagian kulit lainnya bisa terdampak bila infeksi ini meluas. Kondisi ini pun terkadang diiringi keluhan gatal dan pedih atau nyeri. Oleh karena itu, pengobatan anti jamur bisa dikombinasikan dengan obat yang diminum dan obat pereda keluhan lainnya.
Jenis-jenis krim anti jamur yang dapat digunakan untuk kutu air di antaranya adalah mikonazol dan ketokonazol. Kedua obat ini dapat diperoleh oleh masyarakat di apotek tanpa resep dokter dan berlogo lingkaran dengan warna biru sehingga termasuk obat bebas terbatas. Penggunaannya rutin dengan cara dioleskan sehari 2 kali pada bagian kulit yang terinfeksi jamur dengan lama pemberian minimal 14 hari.
Selain dalam bentuk krim, ketokonazol juga terdapat dalam bentuk tablet. Bila infeksi jamur meluas ke area tubuh selain kaki, maka ketokonazol tablet dapat digunakan dengan aturan minum 2 kali sehari selama minimal 14 hari. Durasi atau lamanya pemakaian ketokonazol merupakan ciri khas pengobatan anti jamur yang harus diminum secara rutin dengan lama waktu pemberian tertentu.
Selain obat sintetik modern seperti ketokonazol dan mikonazol, obat-obat alami juga dapat digunakan untuk pencegahan dan pengobatan kutu air. Infeksi kutu air dapat menimbulkan infeksi lain yang disebabkan oleh bakteri. Oleh karena itu, pengobatan Infeksi kutu air juga bisa menggunakan obat-obat kombinasi.
Baca Juga
Tips Jaga Kesehatan di Musim Hujan
Uniknya, beberapa obat kombinasi untuk infeksi kutu air dapat berasal dari bahan alami. Sebagai contoh, bahan pembuatan salep untuk kutu air dapat menggunakan kombinasi sulfur atau belerang. Belerang merupakan obat alami yang berasal dari batuan di gunung berapi dan memiliki efek anti jamur sekaligus anti bakteri.
Agar efeknya optimal, belerang dapat dikombinasi dengan asam salisilat oleh industri farmasi. Asam salisilat berefek mengelupaskan kulit yang terinfeksi sehingga dapat mempercepat penyembuhan. Lapisan kulit yang terinfeksi jamur selain harus dihilangkan jamurnya juga dapat dikelupas oleh obat sehingga dapat memacu regenerasi sel kulit yang baru.
Sebagai pencegahan, belum ada obat sintetik yang dapat digunakan untuk kutu air. Oleh karena itu, pencegahan dapat dilakukan dengan mencuci kaki dan segera mengeringkannya. Namun, pada daerah yang sering terdampak banjir maka masyarakat dapat berupaya untuk mengantisipasinya dengan bahan alami.
Salah satu bahan alami yang dapat digunakan untuk pencegahan sekaligus pengobatan kutu air adalah Henna. Serbuk Henna dicampur dengan air sehingga membentuk pasta dapat dioleskan di kaki dan kuku yang rentan terkena kutu air.
Penggunaan pasta Henna untuk mencegah infeksi pada kuku kaki direkomendasikan oleh Ibnu Sina. Selain itu, dalam kitab At-Thibbun Nabawi, Al-Hafiz Adz-Dzahabi menyebutkan khasiat Henna sebagai berikut:
Diriwayatkan bahwa Ummu Salamah radliyalllahu ‘anha berkata: “Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tidak pernah menderita luka atau tertusuk duri melainkan menaruh henna di atasnya.” (HR. Tirmidzi dan Baihaqi)
Dalam riwayat Bukhari, dijelaskan bahwa ketika ada seorang laki-laki yang mengeluhkan rasa nyeri di kakinya, Nabi merekomendasikan penggunaan Henna untuk mewarnai kaki yang terkena sakit tersebut (Al-Hafiz Adz-Dzahabi, At-Thibbun Nabawi, [Beirut, Dar Ihyaul Ulum: 1990 M], halaman 109-110).
Berdasarkan keterangan tersebut, Henna tidak hanya digunakan untuk berhias kaum perempuan tetapi juga bisa untuk pencegahan infeksi dan pengobatan agar kaki tidak sakit. Laki-laki pun bisa menggunakannya untuk keperluan pengobatan. Penggunaannya dengan dicampur air sehingga berbentuk seperti pasta dan ditempelkan di kulit kaki maupun kuku.
Hasil penelitian Gozubuyuk dan timnya menemukan hasil yang relevan dengan pengobatan kutu air menggunakan Henna. Penelitian tersebut menyatakan bahwa pasta Henna memiliki aktivitas anti jamur, termasuk terhadap jenis dermatofit yang menjadi penyebab kutu air (Gozobuyuk, 2014, An ancient plant Lawsonia inermis (henna): Determination of in vitro antifungal activity against dermatophytes species, Journal de Micologie Medicale, Vol 24, No.4: halaman 313-318).
Berdasarkan kejadian banjir yang sering melanda pemukiman di daerah tertentu, selayaknya warga dapat mengantisipasinya. Penggunaan Henna sebagai bentuk pencegahan sekaligus pengobatan kutu air dapat diterapkan. Apabila sudah terjadi infeksi, penggunaan obat sintetik seperti mikonazol dan ketokonazol serta obat lainnya juga dapat menjadi pilihan. Wallahu a’lam bis shawab.
Yuhansyah Nurfauzi, Apoteker dan Peneliti Farmasi
Terpopuler
1
Resmi Rilis, Unduh Logo Harlah Ke-102 NU Di Sini
2
Harlah Ke-102 NU Digelar di Jakarta, Ini Rangkaian Agendanya
3
Melihat Antusiasme Haul Guru Sekumpul, 32 Ribu Relawan Layani Jamaah yang Membludak
4
Terhimpun Rp18 Miliar Dana ZIS NU Care Pringsewu di 2024, Rp1,5 Miliar Berasal dari Koin
5
Turun, Biaya Haji 2025 Rata-Rata Jadi 55,43 Juta Rupiah Setiap Jamaah
6
Pro-Kontra Wacana Libur Sekolah Selama Ramadhan, Bagaimana Seharusnya?
Terkini
Lihat Semua