Salah satu momentum yang harus disambut pendidik NU adalah 100 tahun usia NU yang menunjukkan bahwa NU adalah organisasi yang maish eksis bahkan keberadaannya kian cemerlang. (Foto: dok NU Online)
Syifa Arrahmah
Penulis
Jakarta, NU Online
Wakil Ketua Lembaga Pendidikan Ma'arif Nahdlatul Ulama (LP Ma'aarif NU) Pengurus Besar Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Profesor Mujiburrahman mengatakan, ada tiga momentum besar yang harus disambut oleh semua kepala sekolah, guru, dan warga Nahdlatul Ulama. Tiga hal besar itu meliputi peringatan satu abad NU, satu abad Indonesia, dan bonus demografi.
Pertama, satu abad atau 100 tahun NU. "Pada bulan Februari 2023 nanti NU genap berusia 100 tahun. Seratus tahun bukan masa yang pendek. Mungkin kita tidak akan pernah menemukan lagi di masa mendatang," katanya saat menyampaikan sambutan di acara pembukaan Pelatihan Literasi dan Numerasi untuk Kepala Sekolah dan Guru dari Sulawesi Selatan Program Organisasi Penggerak (POP), Rabu (26/10/2022).
Menurutnya, usia 100 tahun menunjukkan bahwa NU adalah organisasi luar biasa yang masih eksis bahkan keberadaannya kian cemerlang. Hal ini terjadi, karena NU memberikan dampak yang nyata kepada masyarakat.
Kedua, 100 tahun bangsa Indonesia. Usia ini menurutnya akan memberikan pengaruh yang besar terhadap sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini yang menjadi salah satu alasan munculnya ide, wacana, dan gagasan Generasi Emas 2045.
Ketiga, bonus demografi dan bonus digital. "Dalam konteks ini para tenaga pendidik dituntut untuk beradaptasi dan mampu melakukan perubahan secara signifikan," jelas dia.
Lebih lanjut, Wakil Ketua LP Ma’arif NU ini menyebutkan bonus demografi dan bonus digital memberikan dampak yang luar biasa terhadap dunia pendidikan. Cara mengajar guru saat ini tidak dapat disamakan dengan cara guru menerima pelajaran seperti dahulu.
"Zaman dahulu ketika Bapak-Ibu Guru belum kenal dengan HP dan internet. Tetapi anak zaman sekarang kesehariannya tidak pernah lepas dari HP dan internet," tuturnya.
Untuk itu sebagai guru, harus mengingkatkan diri agar dapat memberikan manfaat yang banyak kepada siswa. "Jika kita tidak meng-upgrade diri maka kita akan ditinggalkan oleh siswa-siswa," ujarnya.
Salah satu upaya meng-upgrade diri, tambah dia, bisa dengan berbagai cara antara lain melalui kualifikasi akademik guru, pendidikan dan pelatihan, uji sertifikasi, memberi kesempatan perbaikan pembelajaran.
"Pelatihan literasi dan numerasi POP kerja sama LP Ma’arif NU dengan Kemendikbudristek yang saat ini sedang berlangsung juga dapat dijadikan sarana untuk meng-upgrade kompetensi Bapak-Ibu sekalian," katanya.
Oleh karena itu, lanjut dia, kepala sekolah dan guru di lingkungan NU adalah orang-orang yang sangat beruntung karena memiliki kesempatan merasakan tiga momentum besar tersebut.
Sebagai informasi, Pelatihan Literasi dan Numerasi POP untuk Kepala Sekolah dan Guru ini berlangsung selama tiga hari dari tanggal 25-27 Oktober 2022, diikuti oleh 147 peserta secara daring.
Pelatihan ini ini merupakan rangkaian lanjutan POP yang diikuti oleh kepala sekolah dan guru dari Provinsi Sulawesi Selatan. Adapun narasumber dalam pelatihan adalah fasilitator-fasilitator daerah (Fasda) dari provinsi tersebut yang telah dilatih beberapa bulan sebelumnya.
Pewarta: Syifa Arrahmah
Editor: Kendi Setiawan
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
250 Santri Ikuti OSN Zona Jateng-DIY di Temanggung Jelang 100 Tahun Pesantren Al-Falah Ploso
Terkini
Lihat Semua