Nasional

3 Sosok Penting dalam Sejarah Islam yang Wafat di Bulan Rajab

NU Online  ·  Selasa, 23 Desember 2025 | 12:00 WIB

3 Sosok Penting dalam Sejarah Islam yang Wafat di Bulan Rajab

Ilustrasi bulan Rajab. (Foto: NU Online)

Jakarta, NU Online

Ada tiga sosok penting dalam Islam yang meninggal pada bulan Rajab, yaitu Abu Thalib, Umar bin Abdul Aziz, dan Imam Syafii.


Abu Thalib, paman Nabi Muhammad saw yang sangat membelanya, wafat di bulan Rajab. Hal ini sebagaimana ditulis Ustadz Muhamad Abror dalam artikelnya berjudul Kisah Wafatnya Abu Thalib di Bulan Rajab dan Status Keimanannya.


"Bulan Rajab mengingatkan kita duka lara yang sedang dirasakan oleh Nabi Muhammad saw saat itu. Di tengah kekejaman kaum Quraisy yang semakin merajalela, orang-orang tercinta Nabi justru meninggal dunia, salah satunya Abu Thalib, seorang paman yang selalu membelanya penuh pengorbanan," demikian tulisnya sebagaimana dikutip pada Selasa (23/12/2025).


Abu Thalib membesarkan dan memberikan pengasuhan kepada Nabi Muhammad saw semenjak wafatnya Abdul Mutthalib, kakek Nabi. Ia juga menjadi sosok terdepan dalam membela keponakannya tersebut.


"Kesetiaan dan kasih sayang Abu Thalib kepada keponakannya itu berlangsung cukup lama, yaitu selama lebih dari empat puluh tahun hingga ia wafat. Bahkan ia rela jika harus menyatakan musuh pada kerabat-kerabat yang berani menyakiti dan menentang Rasulullah," tulis Ustadz Abror.


Mengutip Rahiqul Makhtum karya Al-Mubarakfuri, ia menjelaskan bahwa Abu Thalib tegar membela dakwah Nabi di tengah ancaman terhadapnya. Pun ia juga menolak penukaran Ammarah bin Walid bin Mughirah dengan Nabi Muhammad saw untuk dibunuh orang-orang Quraisy.


Selain Abu Thalib, tokoh lain yang meninggal dunia di bulan Rajab adalah Umar bin Abdul Aziz. Tepatnya, ia wafat pada tanggal 25 Rajab 101 H di Deir Sam'an, Homs, Suriah. Meskipun ia merupakan seorang pemimpin tertinggi Dinasti Umayyah, tetapi ia hidup dengan penuh kesederhanaan.


"Kehidupannya yang jauh dari glamor kerajaan, membuat Umar enggan menggunakan fasilitas negara, bahkan tak meninggalkan banyak harta untuk diwarisi putra-putranya," tulisnya sebagaimana dilansir NU Online dalam artikelnya berjudul Kisah Wafatnya Umar bin Abdul Aziz di Bulan Rajab dan Wasiat Terakhirnya, pada Selasa (23/12/2025).
 

Diceritakan dalam al-Bidayah wan Nihayah, Imam Ibnu Katsir menyebut sebab wafatnya khalifah kedelapan Dinasti Umayyah itu karena mengidap Tuberkulosis (TBC), salah satu penyakit yang mematikan. Namun, ada pula yang mengatakan sang khalifah diracun oleh salah seorang budak miliknya.


"Ibnu Katsir mengisahkan, seorang budak mencampuri racun pada makanan atau minuman Umar demi bayaran sebesar seribu dinar," tulis Ustadz Abror.


Berbeda dengan Ibnu Katsir, Sejarawan Kontemporer Abdussyafi menyebut bahwa kewafatan Umar bin Abdul Aziz disebabkan karena dia terlalu memforsir tenaganya untuk mengurusi rakyat, sering begadang untuk mengurusi negara, serta pola makannya tidak teratur karena kesibukannya tersebut.


Dalam kesempatan terakhir menjelang wafatnya, Umar bin Abdul Aziz berwasiat kepada anak-anaknya untuk berpegang teguh dalam kesalehan agar senantiasa dijaga Allah swt. Hal itu ia tegaskan sembari mengutip Al-Qur'an surat Al-A'raf ayat 196.


"Dari kisah wasiat Umar di atas, tampak bahwa meski menjabat sebagai khalifah, kehidupannya sangat sederhana. Saking sederhananya, sampai-sampai ia tidak meninggalkan banyak harta warisan hingga dikatakan anak-anaknya dalam keadaan fakir. Sepanjang hidupnya, Umar dikenal sebagai sosok khalifah yang zuhud, bahkan ia tidak mau menggunakan fasilitas pemerintahan yang sebenarnya adalah haknya sebagai pemimpin nagara," pungkasnya.


Sosok lain yang wafat pada bulan Rajab adalah Imam Syafii. Ulama bernama Muhammad bin Idris itu wafat di Mesir, pada Jumat, akhir Rajab 204 H dalam usia 54 tahun. Hal ini sebagaimana ditulis Ustadz Yuhansyah Nurfauzi dalam artikelnya berjudul Riwayat Kesehatan Imam As-Syafi'i yang Wafat di Bulan Rajab, pada Selasa (23/12/2025).


Jika dikonversi dalam tahun Masehi, Imam Syafi'i wafat pada Jumat, 24 Januari 820 M atau bertepatan dengan 30 Rajab.


Imam Syafi'i meninggal karena mengalami penyakit bawasir yang parah. Hal tersebut membuatnya pendarahan hebat. Namun demikian, ia tetap mengajar dan menulis dalam kondisi sakit tersebut.


"Apabila sedang duduk dalam rangka mengajar, darah yang mengalir dari kondisi sakitnya Imam Asy-Syafi’i dikumpulkan dan ditampung dalam suatu wadah khusus. Demikian sabarnya Imam Asy-Syafi’i sehingga tidak pernah mengeluhkan kondisi bawasirnya yang kian parah," tulis Ustadz Yuhansyah.


Diceritakan dalam Fi Manaqib al-Imam Asy-Syafi’i Tawali at-Ta’sis lima’ali Muhammad bin Idris, Imam Ibnu Hajar al-Asqalani menyebut bahwa ada sahabat sekaligus murid Imam Syafi'i yang membacakan surat Yasin di sisi jenazah gurunya.

Gabung di WhatsApp Channel NU Online untuk info dan inspirasi terbaru!
Gabung Sekarang