A. Syamsul Arifin
Penulis
Jakarta, NU Online
Umat Islam saat ini berada di bulan Dzulqa'dah, salah satu bulan yang dimuliakan dalam Islam. Bulan ini memiliki empat keutamaan atau keistimewaan, sebagaimana dijelaskan Ustadz Nur Rohmad melalui artikelnya yang dimuat di NU Online.
Keutamaan pertama, Dzulqa’dah merupakan permulaan dari empat bulan yang dimuliakan (al-Asyhur al-Hurum). Empat bulan haram atau empat bulan yang dimuliakan itu adalah Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab.
"Disebut Dzulqa’dah karena orang-orang Arab pada masa lalu tidak melakukan perang (qu’uud ‘anil qitaal) di dalamnya," terang Ustadz Nur Rahmad, dikutip NU Online pada Sabtu (11/5/2024).
Keutamaan kedua, Dzulqa’dah adalah satu di antara tiga bulan haji yaitu Syawal, Dzulqa’dah, dan 10 hari pertama Dzulhijjah. Tidak sah ihram untuk haji pada selain waktu tersebut.
Adapun keutamaan yang ketiga, Rasulullah tidak pernah melakukan umrah kecuali pada Dzulqa’dah. Keterangan ini oleh Ustadz Nur Rohmad didasarkan pada salah satu dari hadits Rasulullah yang diriwayatkan Sahabat Anas bin Malik.
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berumrah sebanyak empat kali, semuanya pada bulan Dzulqa’dah kecuali umrah yang dilaksanakan bersama haji beliau, yaitu satu umrah dari Hudaibiyah, satu umrah pada tahun berikutnya, satu umrah dari Ji’ranah ketika membagikan rampasan perang Hunain dan satu lagi umrah bersama haji.” (HR al-Bukhari).
Keutamaan keempat, Dzulqa’dah adalah 30 malam yang disebutkan oleh Allah dalam Al-Qur'an surat al-A’raf ayat 142.
“Kami telah menjanjikan kepada Musa untuk memberikan kepadanya kitab Taurat setelah berlalu tiga puluh malam (bulan Dzulqa’dah), dan Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh malam lagi (sepuluh malam pertama bulan Dzulhijjah), maka sempurnalah waktu yang telah ditentukan Tuhannya menjadi empat puluh malam. Dan Musa berkata kepada saudaranya yaitu Harun, 'Gantikanlah aku dalam memimpin kaumku, dan perbaikilah dirimu dan kaummu, dan janganlah engkau mengikuti jalan orang-orang yang berbuat kerusakan'”. (QS al-A’raf: 142).
Diwartakan sebelumnya, Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) mengumumkan bahwa 1 Dzulqa'dah 1445 H jatuh pada Jumat Pahing 10 Mei 2024 M.
"Awal bulan Dzulqa'dah 1444 H bertepatan dengan Jumat Pahing 10 Mei 2024 M (mulai malam Jumat) atas dasar istikmal," demikian pernyataan LF PBNU secara tertulis.
Keputusan tersebut didasarkan pada hasil rukyatul hilal, bahwa seluruh lokasi melaporkan tidak melihat hilal 1 Dzulqa'dah 1445 H pada Rabu, 29 Syawal 1445 H bertepatan 8 Mei 2024.
Seiring masuknya almanak hijriah Nahdlatul Ulama ke bulan Dzulqa'dah 1445 H, LF PBNU mengajak berdoa sebagai berikut:
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ خَيْرَ هَذا الشَّهْرِ، ونعوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ الْقَدَرِ، وَمِنْ شَرِّ الْمَحَشْرِ
Artinya, "Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepada-Mu kebaikan bulan ini. Kami berlindung kepada-Mu dari buruknya takdir dan buruknya mahsyar."
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua