Nasional

4 Kompetensi yang Wajib Dimiliki Marbot Masjid Masa Kini

NU Online  ·  Senin, 24 November 2025 | 19:30 WIB

4 Kompetensi yang Wajib Dimiliki Marbot Masjid Masa Kini

Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah H Arsad Hidayat saat Temu Nasional Marbot Masjid Indonesia di Jakarta, Senin (24/11/2025). (Foto: dok. Kemenag)

Jakarta, NU Online

Marbot memiliki posisi yang strategis dalam mewujudkan Masjid Berdaya dan Berdampak. Sebab, marbot merupakan orang yang paling kuat ikatannya dengan masjid.


"Orang yang terhubung langsung dengan masjid. Yang paling dekat. Tidak ada jarak sama sekali dengan masjid," ujar H Arsad Hidayat, Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Kementerian Agama, saat Temu Nasional Marbot Masjid Indonesia: Masjid Berdaya Berdampak, di Jakarta, Senin (24/11/2025).


Dalam kesempatan tersebut, Arsad menjelaskan bahwa setidaknya ada empat kompetensi yang harus dimiliki marbot masjid. Pertama, marbot harus memiliki kompetensi keagamaan, baik dari sisi kemampuan membaca Al-Qur'an hingga fiqih ibadah, termasuk di dalamnya adalah kebersihan masjid dari najis.


"Kompetensi fiqih pun harus dimiliki," ujarnya.


Selain itu, kompetensi operasional juga harus dimiliki para marbot masjid di Indonesia. Hal ini mencakup pengoperasian tata suara, listrik, hingga keamanan. Ia menegaskan kemampuan operasional penting demi kelancaran ibadah dan tidak terganggu.


Kompetensi ketiga yang perlu dipunyai marbot masjid adalah manajerial dan administrasi. Kemampuan ini penting sebagai langkah untuk menyampaikan laporan atas kegiatan hingga hal-hal teknis dalam pengelolaan masjid.


"Harus tahu melaporkan pengeluaran (keuangan)," ujarnya.


Berikutnya, kompetensi yang penting dimiliki marbot masjid adalah sosial digital. Kemampuan digital penting sebagai upaya mengenalkan masjid kepada khalayak.


"Sudah zaman digital, bagaimana (marbot) bisa memperkenalkan masjid ke masyarakat," katanya.


Dalam bidang sosial, marbot harus tampil dengan ramah dalam memberikan pelayanan bagi jamaah.


"Orangnya harus ramah," lanjutnya.


Hal ini penting untuk mewujudkan masjid yang ramah bagi para pengunjung, mencakup lansia, anak-anak, hingga pengunjung disabilitas tanpa ada perbedaan. Dengan begitu, harapannya tidak ada lagi pengunjung yang tidak dapat melaksanakan shalat saat dalam perjalanan.


Arsad juga menjelaskan bahwa marbot berasal dari bahasa Arab marbut yang berarti terikat. Tak pelak, marbot terikat dengan masjid, orang yang tidak dapat dipisahkan dengan masjid. Istilah ini juga sudah digunakan dalam regulasi pengaturan urusan agama.

Sementara itu, Kasubdit Kemasjidan H Nurul Badruttamam menjelaskan bahwa kegiatan ini diisi oleh Wakil Ketua Umum PBNU KH Zulfa Mustofa, Ketua MUI KH Cholil Nafis, Ketua Baznas Prof KH Noor Achmad, Ketua Lembaga Takmir Masjid Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LTM PBNU) H Mokhamad Mahdum, Ketua Lembaga Pembinaan Masjid Muhammadiyah Muhammad Jamaludin Ahmad, Plt Kepala Bagian Mental Spiritual Biro Dikmental Setda Provinsi DKI Jakarta H Mukhlis.


Kegiatan ini rencananya ditutup Menteri Agama Prof KH Nasaruddin Umar pada Selasa (25/11/2025) malam.

Gabung di WhatsApp Channel NU Online untuk info dan inspirasi terbaru!
Gabung Sekarang