5.360 Siswa Jadi Korban Keracunan Program MBG
NU Online · Sabtu, 20 September 2025 | 19:00 WIB
Rikhul Jannah
Kontributor
Jakarta, NU Online
Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) mencatat hingga pertengahan September 2025, sedikitnya 5.360 siswa di berbagai daerah menjadi korban kasus keracunan massal setelah menyantap makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG).
“Itu hanya sebagian yang kami temukan, masih banyak korban yang ditutupi oleh pemerintah,” ujar Koordinator Nasional JPPI, Ubaid Matraji kepada NU Online pada Sabtu (20/9/2025).
Ubaid menyampaikan bahwa banyak wali siswa yang mengeluhkan program tersebut. Mereka khawatir anaknya menjadi korban selanjutnya, bahkan ada yang dilarang bersuara jika terjadi kasus keracunan pada anaknya.
“Di Brebes, orang tua harus menyatakan kesediaan kalau anaknya keracunan tidak boleh komplain ke madrasah,” katanya.
“Lalu ada di daerah lain, kalau ada siswa keracunan, tidak boleh komplain ke SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi). Orang tua tidak boleh buka suara,” lanjut Ubaid.
Ia menilai bahwa temuannya tersebut menjadi bukti kegagalan tata kelola MBG yang dikendalikan oleh Badan Gizi Nasional (BGN).
“Kalau keracunannya itu hanya ada di satu kabupaten atau kota, mungkin itu hanya soal salah teknis di tempat tersebut. Tapi ini sudah ribuan anak menjadi korban keracunan, sudah lebih dari cukup sebagai landasan MBG harus dievaluasi total,” tegasnya.
Alih-alih meningkatkan gizi, Ubaid mengatakan bahwa program ini justru menjerumuskan anak ke dalam penderitaan dan risiko kehilangan nyawa.
“Kami sebagai manusia yang memiliki hati nurani diketuk, ada anak yang lagi belajar lalu tiba-tiba masuk ke IGD (Instalasi Gawat Darurat) karena keracunan. Pak Presiden, jangan sekali-kali bermain dengan nyawa anak generasi emas Indonesia,” ucapnya.
Ia mendesak Presiden Prabowo Subianto untuk menghentikan sementara program MBG dan melakukan evaluasi menyeluruh.
“Kami berharap presiden jangan main-main dengan nyawa anak, karena presiden sebagai pimpinan tertinggi di negara ini, harusnya mendengarkan suara anak-anak, mendengarkan suara orang tua,” tegas Ubaid.
Sementara itu, Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi menyampaikan permohonan maaf atas terjadinya kasus keracunan makanan dari program MBG di berbagai daerah. Ia mengatakan bahwa kasus tersebut menjadi catatan serius dan sedang dievaluasi bersama Badan Gizi Nasional (BGN).
“Kami atas nama pemerintah dan mewakili Badan Gizi Nasional memohon maaf karena telah terjadi kembali beberapa kasus di beberapa daerah. Tentu saja ini bukan sesuatu yang kita harapkan,” ujar Prasetyo di Jakarta, Jumat (19/9/2025).
Terpopuler
1
Mustasyar, Syuriyah, dan Tanfidziyah PBNU Hadir Silaturahim di Tebuireng
2
Khutbah Jumat: Kerusakan Alam dan Lalainya Pemangku Kebijakan
3
Pesantren Tebuireng Undang Mustasyar, Syuriyah, dan Tanfidziyah PBNU untuk Bersilaturahmi
4
Khutbah Jumat: Mari Tumbuhkan Empati terhadap Korban Bencana
5
20 Lembaga dan Banom PBNU Nyatakan Sikap terkait Persoalan di PBNU
6
KH Said Aqil Siroj Usul PBNU Kembalikan Konsesi Tambang kepada Pemerintah
Terkini
Lihat Semua