Jakarta, NU Online
Wakil Pemimpin Redaksi (Pemred) Harian Kompas, Mohammad Bakir, menilai, KH Maimoen Zubair (Mbah Moen) adalah tokoh yang konsisten dan taat pada asas. Hal itu terbukti ketika Mbah Moen tetap berada di Partai Persatuan Pembangunan (PPP) meski kiai-kiai Nahdlatul Ulama (NU) saat itu mendirikan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Ada alasan ‘khusus’ mengapa Mbah Moen tidak pindah ke PKB dan memilih tetap berkiprah di PPP. Menurut Bakir, Mbah Moen tetap di PPP karena ingin menjaga partai tersebut. Jika Mbah Moen meninggalkan PPP, maka tidak ada yang mengawal partai berlambang Ka'bah itu.
"Itu (Mbah Maimoen) ngomong langsung kepada saya saat bertemu di sebuah tempat di Semarang. 'Kalau saya meninggalkan PPP, saya sangat bisa masuk ke PKB, tetapi siapa yang mengawal di sini (PPP)?” kata Bakir pada acara Rosi bertemakan 'Mengenang Mbah Moen' yang ditayangkan di Kompas TV pada Kamis (8/8) malam.
Setelah mengucapkan itu, Bakir sempat berhenti sejenak. Ia terisak dan tak kuasa melanjutkan ceritanya tentang Mbah Moen untuk beberapa saat. Kemudian ia melanjutkan pembicaraannya tentang alasan Mbah Moen tetap di PPP adalah karena ingin menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Saya melihat beliau konsisten untuk menjaga NKRI. Kenapa beliau tidak meninggalkan PPP? Karena beliau tahu di PPP itu banyak faksi yang tidak semuanya mendukung NKRI," ucapnya diiringi isak tangis.
Sebagaimana diketahui, Mbah Moen wafat di sela menunaikan ibadah haji di Makkah, Arab Saudi, pada Selasa (6/8) lalu. Pada hari itu juga, jenazah Mbah Moen dikuburkan di di Ma’la, Makkah, Arab Saudi. Sebuah kompleks kuburan dimana istri Nabi Muhammad, Sayyidah Khadijah, juga dimakamkan.
Wafatnya Pengasuh Pesantren al-Anwar Sarang, Rembang, itu menyisakan duka yang mendalam bagi semua kalangan, tak terkecuali Ulama Tafsir Indonesia Prof Quraish Shihab.
“Kita semua merasa kehilangan. Kita bukan hanya kehilangan sosok, tapi kita kehilangan ilmu karena Mbah Maimoen seorang alim seorang berakhlak sangat luhur,” kata Prof Quraish melalui akun Facebook putrinya, Najelaa Shihab, Selasa (6/8). (Husni Sahal/Muchlishon)