Muhammad Syakir NF
Penulis
Jakarta, NU Online
Saat ini, umat Islam Indonesia tengah memasuki Hari Tasyrik, yakni hari tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah 1444 H. Hari-hari ini merupakan di antara yang diistimewakan dalam ibadah. Diriwayatkan Imam Bukhari dari Ibnu Abbas, bahwa ‘Tidak ada amal pada hari-hari ini yang lebih utama daripadanya di hari-hari ini.” Hal ini sebagaimana dikutip dari Alhafiz Kurniawan dalam artikel NU Online berjudul 'Amalan Utama di Hari Tasyrik', pada Jumat (30/6/2023).
Karena keistimewaannya, di tiga hari tasyrik ini, umat Islam dilarang untuk berpuasa. Disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan Imam Muslim, bahwa hari tasyrik adalah hari makan dan minum, serta hari dzikir.
Setidaknya, ada tiga amalan yang dianjurkan menurut para ulama dalam menjalani hari tasyrik ini. Hal ini sebagaimana dihimpun Wakil Sekretaris Lembaga Bahtsul Masail Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LBM PBNU) Alhafiz Kurniawan dalam tulisan yang sama.
1. Memperbanyak takbir
Mengutip pandangan Ibnu Abbas, Imam Bukhari menulis bahwa perintah dzikir pada hari-hari tertentu di Surat Al-Baqarah ayat 203 dipahami sebagai Hari Tasyrik. Pada hari itu, Ibnu Abbas bertakbir dan banyak yang mengikutinya.
Sementara itu, Muhammad bin Ali, diriwayatkan Imam Bukhari, secara khusus membaca takbir selepas shalat. Hal yang sama juga diriwayatkan Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani dari Imam Abu Hanifah yang berpendapat bahwa amal pada Hari Tasyrik adalah takbir setelah shalat,
Baca Juga
Hukum Berpuasa di Hari Tasyrik
Ibnu Bathal yang juga mensyarahkan Shahih Bukhari mengutip pendapat Mahlab, bahwa amal utama pada Hari Tasyrik adalah pembacaan takbir sebagaimana lafal takbir yang dianjurkan. Bahkan menurutnya, dzikir takbir pada Hari Tasyrik lebih utama daripada shalat sunnah.
2. Memperbanyak Tahlil, Tahmid, dan Takbir
Ibnu Hajar Al-Asqalani pada akhir pembahasan amal pada Hari Tasyrik mengutip riwayat hadits yang menganjurkan umat Islam untuk membaca tahlil, tahmid, dan takbir.
“Pada riwayat Ibnu Umar ada tambahan kalimat di akhir, ‘Perbanyaklah tahlil, tahmid, dan takbir pada Hari Tasyrik,’" (Al-Asqalani, 2004 M/1424 H: II/529).
Baca Juga
Memaknai Ulang Dzikir Tasyrik
3. Jenis Amal Ibadah
Al-Asqalani mengutip pendapat Ibnu Abi Jamrah, bahwa Islam tidak menentukan amal atau dzikir tertentu pada Hari Tasyrik. Menurutnya, amal apapun asal dilakukan pada Hari Tasyrik tetap lebih utama daripada amal yang sama di luar Hari Tasyrik.
Sebab, Hari Tasyrik merupakan waktu yang istimewa untuk ibadah. Karenanya, amalan apapun asal dilakukan pada waktu-waktu yang istimewa maka ganjarannya juga istimewa. Hal ini mengingat Allah swt mengistimewakan waktu-waktu tertentu, sebagaimana Dia mengistimewakan tempat-tempat tertentu.
Pewarta: Syakir NF
Editor: Syamsul Arifin
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: 4 Maksiat Hati yang Bisa Hapus Pahala Amal Ibadah
2
Khutbah Jumat: Jangan Golput, Ayo Gunakan Hak Pilih dalam Pilkada!
3
Poligami Nabi Muhammad yang Sering Disalahpahami
4
Peserta Konferensi Internasional Humanitarian Islam Disambut Barongsai di Klenteng Sam Poo Kong Semarang
5
Kunjungi Masjid Menara Kudus, Akademisi Internasional Saksikan Akulturasi Islam dan Budaya Lokal
6
Khutbah Jumat Bahasa Sunda: Bahaya Arak keur Kahirupan Manusa
Terkini
Lihat Semua