Jakarta, NU Online
Ketua Badan Wakaf Indonesia (BWI) menilai banyak orang yang belum mengetahui tentang wakaf. Menurut M Nuh, pembahasan wakaf belum masuk secara spesifik di kurikulum pendidikan agama.
"Salah satu tantangannya banyak orang yang belum tahu tentang wakaf," kata M Nuh pada acara media gathering dan bincang wakaf produktif di Hotel Mercure Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Selasa (14/5).
Sehingga, menurut M Nuh, tidak mengherankan jika banyak orang yang belum mengetahui perbedaan antara infaq, zakat, sedekah, dan wakaf.
Oleh karena itu, persoalan ini menjadi pekerjaan pihaknya agar lebih masif dalam mensosialisasikan wakaf dengan sasaran untuk meningkatkan literasi masyarakat sekaligus menumbuhkan kesadarannya dalam berwakaf.
"Kombinasi antara pengetahuan literasi dengan kesadaran, nanti langsung dia (calon wakif) buka dompet (untuk wakaf). Itu yang kita dorong, terus sama si nadzirnya. Kalau yang berwakaf banyak, terus jumlahnya juga banyak, nadzirnya top, (maka) jadi," ucapnya.
Ia juga meminta media massa untuk terlibat dalam sosialisasi wakaf. Sebab katanya, wakaf tidak akan bisa maju tanpa keterlibatan media. "Dari situ pulalah wakaf bisa maju dengan baik kalau ada yang memberitakan," Jelasnya.
Mengingat peran penting media bagi pembaca, maka ia mengingatkan media agar selalu memberitakan informasi yang baik dan meninggalkan informasi yang membahayakannya. (Husni Sahal/Muiz)