Nasional

Bagi Gusdurian, Sumpah Pemuda Jadi Inspirasi untuk Jaga Indonesia sebagai Rumah Bersama

Senin, 28 Oktober 2024 | 18:00 WIB

Bagi Gusdurian, Sumpah Pemuda Jadi Inspirasi untuk Jaga Indonesia sebagai Rumah Bersama

Koordinator Sekretariat Nasional (Seknas) Jaringan Gusdurian Jay Akhmad. (Foto: dok. pribadi)

Bantul, NU Online

Koordinator Sekretariat Nasional (Seknas) Jaringan Gusdurian Jay Akhmad menekankan pentingnya peran generasi muda dalam merawat keberagaman Indonesia pada peringatan Sumpah Pemuda Ke-96 pada 2024.


Menurutnya, Sumpah Pemuda menjadi inspirasi bagi kawula muda, utamanya yang tergabung dalam Jaringan Gusdurian untuk berperan aktif menjaga Indonesia sebagai rumah bersama.
 

“Gusdurian melihat Sumpah Pemuda sebagai pengingat untuk terus merawat Indonesia di tengah berbagai macam agama, suku. Kata Gus Dur, Indonesia ada karena keberagaman. Tanpa ada perbedaan dan keberagaman, Indonesia tidak akan ada. Ini yang Gus Dur sampaikan, dan kami jadikan inspirasi,” ujar Jay kepada NU Online, Senin (28/10/2024).
 

Sebagai upaya aktif merawat keberagaman, Jay menambahkan bahwa Gusdurian menyediakan ruang lintas agama dan budaya sebagai wujud nyata toleransi.


Melalui berbagai kegiatan, pemuda dari berbagai keyakinan dapat bertemu dan berkolaborasi, membangun solidaritas dan merawat nilai-nilai persatuan.
 

“Kawan-kawan Gusdurian mengonsolidasikan dan mengumpulkan kawan muda dari berbeda agama untuk saling kerja sama,” ujar Jay.
 

“Kalau kemudian kita bicara Indonesia, bahwa keragaman adalah sebuah keniscayaan di Indonesia, maka toleransi adalah sebuah keharusan,” imbuhnya.
 

Toleransi, lanjut Jay, bukan hanya sebatas diskusi, tetapi diwujudkan melalui interaksi langsung antara umat Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Buddha, Konghucu, dan penghayat kepercayaan.


“Toleransi menjadi sebuah keharusan di tengah perbedaan yang niscaya dan toleransi tidak hanya dibangun melalui diskusi-diskusi saja tetapi juga perjumpaan langsung,” jelasnya.
 

Selain isu toleransi, Gusdurian juga bergerak dalam isu demokrasi, pendidikan, dan krisis iklim, berdasarkan sembilan nilai utama Gus Dur yang menjadi pedoman gerakan.


“Kenapa? Karena kita mendaku sebagai sebuah gerakan yang berbasis nilai, yaitu sembilan nilai utama Gus Dur. Jika kemudian ada isu yang tidak selaras dengan sembilan nilai ini, maka kita memperjuangkan,” paparnya.
 

Momentum Sumpah Pemuda, lanjutnya, diharapkan dapat membangkitkan semangat pemuda untuk berkontribusi dalam perubahan dan menjaga persatuan Indonesia.


“Pemuda punya peran yang besar di dalam perubahan yang terjadi di sekitarnya dan terutama di Indonesia. Dengan kemampuan yang dimiliki masing-masing, anak muda, kalau kita lihat dari sejarahnya, tidak ada perubahan yang terjadi di sebuah negara tanpa peran anak muda,” paparnya.
 

“Kita bergerak bersama. Apa yang bisa kita lakukan, ayo lakukan. Jangan hanya sekadar rebahan saja, tetapi bergerak dan berdampak,” pungkasnya.