Nasional

Bangun Komunikasi dan Ajarkan Pendidikan Seksual pada Anak Dapat Hindari Pelecehan

Kamis, 3 Oktober 2024 | 20:00 WIB

Bangun Komunikasi dan Ajarkan Pendidikan Seksual pada Anak Dapat Hindari Pelecehan

Ilustrasi pendidikan seks. (Foto: NU Online/Freepik)

Jakarta, NU Online

Menghindarkan anak dari perilaku pelecehan maupun kekerasan seksual bisa dilakukan dengan membangun komunikasi yang sehat. Pun pengajaran pendidikan seksual sejak dini juga menjadi satu langkah untuk hal tersebut.


Psikolog Windy Rainata menjelaskan langkah orang tua maupun sekolah dalam membangun sistem agar anak tidak menjadi korban pelaku kekerasan. 


“Balik lagi dasarnya bahwasanya siapa pun bisa menjadi pelaku dan siapapun bisa menjadi korban bahkan itu tidak menutupi kemungkinan orang terdekat yang menjadi pelakunya caranya adalah membangun komunikasi ataupun relasi yang sehat dengan membatasi konten-konten yang berbau seksualitas kemudian memberikan pendidikan seksual,” jelas Windy kepada NU Online, Rabu (2/10/2024). 


Windy menegaskan dengan mengajarkan anak mengenai pendidikan seksual sejak dini maka akan membantu anak mengenai batasan-batasan dalam sentuhan.


“Pendidikan seksual sejak dini pendidikan seksual itu kan mencukupi materi-materi pornografi tapi bagaimana mengajarkan anak-anaknya untuk mengenali batasan-batasan dalam melakukan relasi yang sehat apakah berpegangan tangan boleh bahkan itu sejak dini ya ketika anak sudah TK,” tegas Dosen Psikologi Unusia itu. 


Windy juga memberikan contoh lagu yang mengedukasi mengenai batasan sentuhan yaitu lagu yang berjudul Sentuhan boleh, Sentuhan tidak boleh yang perlu orang tua ketahui dan juga perlu orang tua ajarkan pada anak-anak. 


Selain itu, Windy juga menjelaskan sekolah juga dapat mengedukasi mengenai organ reproduksi sehingga anak-anak mendapatkan pendidikan seksual sejak dini yang ditanamkan sejak dini. 


“Kalau di  lingkungan sekolah bisa dengan memberikan pelajaran-pelajaran psikotes edukasi tentang organ reproduksi perempuan itu seperti ini," katanya.


Sebab, jelas Windy, mirisnya pelecehan terjadi di saat mereka masih kanak-kanak yang merasa ingin tahu dan mencoba hal baru. "Nah, yang tidak terfasilitasi dengan baik oleh orang tua maupun sivitas akademika, jadi mereka mengakses mencari tahu sendiri apalagi di zaman sekarang yang modern ini,” ungkapnya. 


Di samping itu, sekolah juga perlu mengatasi perilaku anak yang mengarah ke seksual dengan mengajarkan anak menutup aurat melalui komunikasi dan pembatasan tontonan. 


“Di lingkungan sekolah perlu untuk mengatasi yang namanya perilaku-perilaku yang mengarah kepada hal-hal yang berbau seksual semisal nih kalau di rumah kan tadi kita mengajarkan anak untuk menutupi auratnya dalam berpakaian atau di dalam melakukan komunikasi lebih intens di jam-jam tertentu gitu ya kan membatasi tontonan-tontonannya,” pungkasnya.