Pekalongan, NU Online
Banjir yang melanda Kota Pekalongan, Jawa Tengah pada Rabu (19/2) malam berkibat pada tergenangnya hampir separuh kawasan setempat. Ribuan warga pun mengungsi di tempat-tempat yang lebih tinggi terutama di masjid dan mushala dekat rumah.
Untuk membantu warga yang mengungsi, Pengurus Cabang (PC) Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU) Kota Pekalongan mendirikan dapur umum dan menyalurkan bantuan kepada warga terdampak banjir sejak Kamis (20/2) kemarin.
Relawan PC LPBINU Kota Pekalongan Yaenafi mengatakan, dapur umum didirikan di Gedung Aswaja untuk kemudian didistribusikan kepada warga pengungsi di tempat-tempat yang telah disediakan.
"Untuk pendistribusian, kami koordinasi dengan Pemerintah Kota Pekalongan. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi penumpukan makanan siap saji," ujarnya.
Dikatakan, selain pengiriman makanan siap saji, LPBINU juga menyalurkan bahan makanan berupa beras dan lauk pauk lainnya untuk diberikan ke dapur umum yang didirikan relawan NU di kawasan dekat pengungsian.
"Ini dilakukan untuk memudahkan tim membagikan makanan siap saji," ungkapnya.
Selain LPBINU, Pemerintah Kota Pekalongan melalui Dinas Sosial Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinsos-P2KB) untuk memenuhi perbekalan makanan para pengungsi dan warga terdampak banjir namun tidak mengungsi.
Tim Taruna Siaga Bencana (Tagana) Dinsos-P2KB Kota Pekalongan, Zainal Muhibin menyampaikan bahwa sebanyak 5.000 nasi bungkus siap dibagikan kepada korban terdampak banjir setiap harinya. Jumlah ini masih bisa bertambah menyesuaikan kebutuhan pengungsi maupun warga terdampak banjir.
“Kami bersama BPBD, TNI, Polri, dan relawan sudah standby dan monitor ke beberapa wilayah terdampak banjir sejak Kamis kemarin dan dari kemarin kami sudah mendistribusikan bantuan nasi bungkus dari dapur umum sebanyak lebih dari 4.000-5.000 nasi bungkus yang terdiri dari pada pagi hari sebanyak 1.060 bungkus, siang dan malam lebih dari 3000 bungkus,” jelasnya.
Wali Kota Pekalongan HM Saelany Machfudz bersama Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo menyempatkan melihat dapur umum Kota Pekalongan yang berlokasi di Stadion Hoegeng Pekalongan. Keduanya mengecek logistik dan tenaga masak serta memastikan pendistribusian bantuan pangan tersalur tepat sasaran dan merata.
“Alhamdulillah semua lancar dan baik, kami juga menyempatkan sarapan bersama dengan nasi bungkus yang dibagikan. Hal ini sebagai bentuk dukungan semangat dan memaknai bencana banjir ini penderitaan bersama yang dirasakan semuanya,” terang Saelany, Jumat (21/2) malam.
Saelany mengaku prihatin atas bencana banjir yang dialami oleh hampir sebagian wilayah Kecamatan di Kota Pekalongan dan Kelurahan Tirto di antara kelurahan di Kota Pekalongan yang terdampak banjir paling parah.
“Bencana banjir ini merupakan banjir kedua di awal tahun 2020 ini yang sebelumnya sudah terjadi beberapa hari lalu. Adapun total pengungsi secara keseluruhan sekitar 1.406 jiwa, yang lumayan banyak ada di Masjid Al-Karomah sekitar 500 dan aula Kecamatan Pekalongan Barat 300an.
Saelany menuturkan, tidak hanya pengungsi yang berada di lokasi pengungsian saja yang mendapatkan bantuan, namun Pemerintah Kota Pekalongan juga mendistribusikan bantuan nasi bungkus ke rumah-rumah warga yang terdampak banjir namun memilih tidak mengungsi.
“Selain bantuan pangan, kami juga akan menyediakan bantuan bagi rumah-rumah yang rusak akibat banjir yang dianggarkan melalui BPBD bekerjasama dengan Dinsos-P2KB jika ada pengaduan yang masuk mengenai rumah yang perlu diperbaiki,” pungkasnya.
Pewarta: Abdul Muiz
Editor: Ibnu Nawawi