Bedah Jurnal Islam Nusantara, Tradisi Tingkatkan Mutu Akademik
Kamis, 15 April 2021 | 16:00 WIB
Bedah jurnal penting dilakukan guna memberikan masukan dan memastikan gagasan memiliki standar akademik yang benar sebagai bentuk peningkatan mutu dengan data berkualitas dan kaya akan referensi. (Foto: NU Online/Syakir NF)
Muhammad Syakir NF
Penulis
Jakarta, NU Online
Fakultas Islam Nusantara Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) melakukan Bedah Jurnal Islam Nusantara Edisi Kedua. Redaktur Jurnal Hamdani menyampaikan bahwa kegiatan ini perlu ditradisikan agar jurnal tidak berhenti di sitasi.
"Kita punya misi ingin memperkenalkan tradisi akademik dengan bedah jurnal. Masyarakat kampus melakukan sitasi selesai. Tradisi bedah, analisis. Kita perlu mendiskusikan. Supaya apa yang tercetak bisa kita kenali dan pahami. Itu misi acara ini," katanya di Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia), Jalan Taman Amir Hamzah, Jakarta, Kamis (15/4).
Pasalnya, semangat untuk melakukan riset masih belum cukup kuat di kalangan masyarakat, meskipun jurnal sudah begitu banyak yang terbit. Namun, kerangka pikir akademik masih dipengaruhi normatif sampai saat ini.
Oleh karena itu, ia menegaskan bahwa bedah jurnal penting dilakukan guna memberikan masukan dan memastikan gagasan memiliki standar akademik yang benar sebagai bentuk peningkatan mutu dengan data berkualitas dan kaya akan referensi. Bahkan, hasilnya menantang gagasan yang sudah mapan.
"Kita berharap atmosfer akademik yang selama ini belum muncul, kita coba kuatkan supaya gagasan pengetahuan terus berkembang. Kita berharap semua publik bisa mengakses," lanjutnya.
Sementara itu, Dekan Fakultas Islam Nusantara Ahmad Suaedy menyampaikan bahwa Islam Nusantara yang diusung NU dan Unusia, juga jurnal ini, tidak hanya membahas perihal Jawa, tetapi mencakup seluruh Nusantara. Dalam jurnal edisi kedua, tersaji tulisan Teuku Kemal Fasya yang membahas soal minoritas Aceh, sedangkan jurnal edisi depan akan terbit tulisan yang membicarakan soal Papua.
Suaedy juga menegaskan bahwa Nusantara tidak sekadar mencakup wilayah, tetapi juga tema-tema yang lebih substantif, meliputi pluralitas, toleransi, dan semacamnya.
Jurnal ini juga, lanjutnya, diperkuat dengan melibatkan para sarjana dari Asia Tenggara, Asia Timur, dan juga akademisi dari Barat.
Diskusi Jurnal Islam Nusantara Edisi Kedua ini menghadirkan Hisanori Kato dari Universitas Chuo, Tokyo, Jepang; James B Hosterey dari Universitas Emori, Amerika Serikat; Euis Nurlaelawati dari UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta; dan Adlin Sila sebagai Kapuslitbang Kementerian Agama. Hadir juga Rektor Unusia Maksoem Machfudz.
Pewarta: Syakir NF
Editor: Kendi Setiawan
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: 4 Maksiat Hati yang Bisa Hapus Pahala Amal Ibadah
2
Khutbah Jumat: Jangan Golput, Ayo Gunakan Hak Pilih dalam Pilkada!
3
Poligami Nabi Muhammad yang Sering Disalahpahami
4
Peserta Konferensi Internasional Humanitarian Islam Disambut Barongsai di Klenteng Sam Poo Kong Semarang
5
Kunjungi Masjid Menara Kudus, Akademisi Internasional Saksikan Akulturasi Islam dan Budaya Lokal
6
Khutbah Jumat Bahasa Sunda: Bahaya Arak keur Kahirupan Manusa
Terkini
Lihat Semua