Jakarta, NU Online
Gizi buruk dan campak sedang melanda Kabupaten Asmat, Provinsi Papua. Dari September 2017 hingga pertengahan Januari 2018, penyakit tersebut telah memakan korban jiwa sebanyak 63 anak. Kejadian masuk dalam kategori kejadian luar biasa.Â
Padahal, pemerintah telah menggalakkan imunisasi di semua daerah yang ada di Indonesia dengan tujuan untuk menekan angka kematian anak.
Sekretaris Lembaga Kesehatan Pengurus Besar Nadlatul Ulama (LK PBNU) Citra Fitri Agustina saat ditemui NU Online, di Jakarta Pusat, Rabu (17/1) mengatakan, cakupan imunisasi di Indonesia belum optimal walaupun campak sudah masuk sepuluh besar dengan kematian terbanyak untuk balita.
Menurutnya, dengan merebaknya penyakit campak yang melanda Kabupaten Asmat memungkinkan terjadi kegagalan imunisasi.
Ia mengatakan, bisa jadi di Asmat terdapat vaksin yang berkualitas baik, tapi untuk mencapai daerah tersebut, sambungnya, membutuhkan waktu yang lama karena untuk menjangkaunya tidak mudah.Â
"Nah pada saat transfer (vaksin) itu mungkin gak begitu bagus kualitas penyimpanan suhunya, jadi kualitas vaksinnya juga bisa berkurang," katanya.Â
Selain itu, menurutnya, kegagalan imunisasi juga bisa disebabkan karena tidak adanya petugas kesehatan, sehingga tidak ada yang menangani. (Husni Sahal/Abdullah Alawi)