Jombang, NU Online
Dari sekian banyak cerita tentang kiprah almaghfurlah KH Wahab Chasbullah (Mbah Wahab) yang ditulis, baik di buku atau di beberapa media ternyata masih ada cerita yang luput dari tangan para pegiat literasi, khususnya peran Mbah Wahab ikut serta mendirikan organisasi Nahdlatul Ulama (NU).
Cerita Mbah Wahab yang dimaksud adalah kaitannya dengan tirakatnya di Makam Suanan Ampel. Tokoh pengarang mars Ya Lal Wathon ini di masanya diketahui selalu mengunjungi Makam Sunan Ampel. Ia cukup sering membaca wiridan di makam salah seorang wali dari deretan Wali Songo itu.
Mbah Wahab melakukan itu saat awal-awal muncul ide untuk mendirikan NU yang sekarang ini dikenal sebagai organisasi Islam dan kemasyarakatan terbesar di Indonesia, bahkan di dunia. Lantaran jamaahnya yang hampir mayoritas warga Indonesia menjadi warga NU.
"Cerita yang belum ditulis oleh para penulis adalah ketika beliau mau mendeklarasikan NU, beliau tirakat di Makam Sunan Ampel," kata putra Mbah Wahab, KH Hasib Wahab saat peringatan Haul Ke-48 Mbah Wahab, Ahad malam (14/7) di halaman Kantor Yayasan Pondok Pesantren Bahrul Ulum, Tambakberas, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.
Yang menarik dari cerita ini tatkala Mbah Wahab hampir mencapai puncak tirakatnya. Pendiri sekaligus penggerak Nahdlatul Ulama ini kemudian menuliskan selembar surat ditujukan kepada Sunan Ampel. Surat itu dipendam di sekitar makam.
"Terakhir nulis surat ke beliau, digulung dan dipendam di dekat Makam Sunan Ampel," jelas Ketua Majelis Pengasuh Pondok Pesantren Bahrul Ulum ini.
Selesai memendam surat, lanjut Kiai Hasib, Mbah Wahab lalu berkata, kalau ternyata surat tersebut beberapa waktu kemudian hilang, itu tandanya Sunan Ampel merestui akan berdirinya NU, tapi apabila sebaliknya, Sunan Ampel tidak merestui NU didirikan.
"Kalau surat ini tidak hilang, Sunan Ampel tidak merestui, tapi kalau surat ini hilang, berarti Sunan Ampel merestui akan berdirinya NU," ujar Kiai Hasib sapaan akrabnya menirukan perkataan ayahnya.
Selang beberapa waktu kemudian, setalah lama surat itu dipendam, Mbah Wahab kembali mengunjungi Makam Sunan Ampel untuk melihat keberadaan surat.
"Ternyata betul, surat itu hilang, berarti Sunan Ampel restui brdirinya Nahdlatul Ulama," ucap Kiai Hasib. (Syamsul Arifin/Muiz)