Daripada ke Dukun, Katib ‘Aam PBNU Sarankan Masyarakat Berobat ke Dokter dan Minta Doa Kiai
Kamis, 4 Agustus 2022 | 15:30 WIB
Aru Lego Triono
Penulis
Jakarta, NU Online
Belum lama ini, fenomena dukun kembali mengemuka di linimasa media sosial. Hal ini karena Youtuber Marcel Radhival atau Pesulap Merah berhasil membongkar trik sulap yang dipakai Samsudin, seorang dukun berkedok agama dari Blitar, Jawa Timur. Sebagai dukun, Samsudin kerap dimintai tolong untuk menyembuhkan berbagai penyakit.
Menanggapi itu, Katib ‘Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Akhmad Said Asrori berharap dan menyarankan masyarakat agar ketika sakit dapat berobat ke dokter secara medis. Setelah itu, datangi para kiai untuk minta didoakan supaya cepat diberikan kesembuhan.
“Kita tentu menyarankan kepada masyarakat agar ketika sakit, lebih baik datang ke ahlinya, yang ahli dalam hal ini tentu para medis atau dokter. Kalau orang mau melahirkan datangnya ke bidan, ke rumah sakit. Itu lebih aman dan rasional,” tutur Kiai Said Asrori ditemui NU Online di lantai 4 Gedung PBNU Jalan Kramat Raya 164 Jakarta, pada Kamis (4/8/2022).
“Setelah itu sowan kepada kiai-kiai sepuh untuk minta doa restu agar diberi kesembuhan. Kalau sowan kiai, ya kiai yang mukhlis, yang memberikan doa karena keikhlasan yang sesungguhnya,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Kiai Said Asrori menjelaskan bahwa Indonesia memiliki sejarah panjang soal dukun. Bahkan, sampai saat ini, masyarakat Indonesia memiliki berbagai sebutan dukun. Di antaranya ada dukun beranak yang mengurusi kelahiran bayi, ada yang berkecimpung pada ramalan mengenai nasib seseorang, dan ada yang suka memijat disebut dukun pijat.
“Bahkan ada orang-orang yang sering dimintai tolong masyarakat secara umum untuk mengobati berbagai macam penyakit, itu ada memang,” terang Kiai Said Asrori.
Ia juga mengingatkan masyarakat, kalaupun terpaksa harus berobat ke dukun maka carilah dukun-dukun yang memang profesional dan terbukti ahli dalam bidangnya. Sebagai contoh, dukun yang kerap memberikan obat-obatan berupa jamu tradisional atau obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.
“Itu banyak dukun-dukun yang memberikan pengobatan itu, mereka memakai obat-obatan yang langsung diambil dari tumbuhan yang dikenal dengan sebutan herbal, nah ini masih baik,” tutur Pengasuh Pondok Pesantren Raudhatut Thullab, Wonosari, Tempuran, Magelang, Jawa Tengah itu.
Namun, kata Kiai Said Asrori, tidak setiap orang yang dimintai tolong itu lantas disebut sebagai dukun. Sebab ada banyak kiai yang juga kerap dimintai doa oleh para santri dan warga masyarakat. Para kiai yang alim juga kerap memberikan doa-doa dalam rangka sebagai washilah kesembuhan bagi seorang yang sedang sakit.
Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Fathoni Ahmad
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: 4 Maksiat Hati yang Bisa Hapus Pahala Amal Ibadah
2
Khutbah Jumat: Jangan Golput, Ayo Gunakan Hak Pilih dalam Pilkada!
3
Poligami Nabi Muhammad yang Sering Disalahpahami
4
Peserta Konferensi Internasional Humanitarian Islam Disambut Barongsai di Klenteng Sam Poo Kong Semarang
5
Kunjungi Masjid Menara Kudus, Akademisi Internasional Saksikan Akulturasi Islam dan Budaya Lokal
6
Khutbah Jumat Bahasa Sunda: Bahaya Arak keur Kahirupan Manusa
Terkini
Lihat Semua