Nasional

Di Hari Ibu, Pesantren Ini Luncurkan Film Pendek ‘Mamak’

Kamis, 22 Desember 2022 | 23:30 WIB

Di Hari Ibu, Pesantren Ini Luncurkan Film Pendek ‘Mamak’

Film Mamak karya Riyan Hidayatulloh yang tayang di kanal YouTube Sirbin TV, Kamis (22/12/2022). (Foto: YouTube Sirbin TV)

Jakarta, NU Online
Hari Ibu diperingati setiap 22 Desember. Penetapan Hari Ibu ini ditandai dengan Dekrit Presiden No 316 Tahun 1959 yang menetapkan bahwa 22 Desember adalah Hari Ibu dan dirayakan secara nasional hingga saat ini.


Dalam memperingati Hari Ibu, banyak sekali cara yang dilakukan masyarakat Indonesia. Seperti memberikan kado ibunya, mendoakan ibunya, mengadakan kegiatan syukuran, dan masih banyak lagi lainnya.


Kalangan pesantren pun ikut serta dalam memperingati Hari Ibu, salah satunya adalah Pesantren Sirojuth Tholibin Brabo, Tanggungharjo, Grobogan, Jawa Tengah. Dalam rangka memperingati hari ibu, pesantren ini membuat sebuah film pendek berjudul “Mamak” dan ditayangkan di kanal YouTube Sirbin TV, Kamis (22/12/2022).


Film berdurasi 11 menit 58 detik dan dirilis tepat pada perayaan Hari Ibu tahun 2022 ini berkisah mengenai pengorbanan ibu yang banyak tidak disadari oleh para anak. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh sutradara dan penulis naskah film pendek ini, Riyan Hidayatulloh.


“Latar belakang pembuatan film ini adalah untuk memperingati Hari Ibu. Di sisi lain untuk memberikan sebuah gambaran tentang perjuangan seorang ibu dalam merawat dan mendidik anak, di mana hal itu (perjuangan ibu) tidak banyak diketahui oleh para anak,” jelasnya kepada NU Online, Kamis (22/12/2022).


Saat ditanya mengenai alasan pengambilan judul ‘Mamak’, sosok yang nyantri sejak tahun 2013 di Pesantren Sirojuth Tholibin itu mengatakan bahwa film ini menceritakan sebuah perjuangan seorang mamak atau ibu dalam merawat dan mendidik anaknya yang sedang mencari ilmu di pesantren.


Pria yang akrab disapa Riyan ini menjelaskan bahwa proses produksi film pendek ini berlangsung selama satu minggu.


“Proses pembuatan film ini selama satu minggu. Mulai Selasa 13 Desember dan selesai pada Rabu 21 Desember, berarti 9 hari,” terang santri asal Lukas Kaslimaro, Kedungjati, Grobogan ini.


“Ada 19 orang yang terlibat. Baik itu yang berhubungan dengan teknis, non teknis, maupun sebagai pemeran,” tambah Riyan.


Dikatakannya, pembuatan film ini berlokasi di rumah Ibu Safiroh yang ada di Bengkah, Mergohayu, dan juga kawasan Pesantren Sirojuth Tholibin.


Sosok yang kini menjabat sebagai sekretaris dan manajer sosmed serta produser Sirbin TV ini berharap agar anak-anak, khususnya para santri bisa lebih terbuka hatinya dan mengetahui perjuangan dari orang tua bagi anaknya itu teramat besar.


“Setelah film ini tayang, harapannya adalah anak-anak, khususnya para santri menjadi terbuka hatinya dan tahu bahwa perjuangan orangtua terutama ibu itu sangat besar dan penuh rintangan,” tukasnya.


“Oleh karena itu anak-anak dengan adanya film ini mereka lebih giat dan sungguh2 dalam belajar. Dan juga agar lebih menghormati kedua orang tua,” lanjut Riyan.


Panen apresiasi
Seusai diunggah di kanal YouTube, sudah banyak yang mengapresiasi adanya film pendek ini. Apresiasi ini bisa dilihat dengan banyaknya komentar bernada positif di postingan YouTube film tersebut.


“Masyaallah, menyentuh banget. Semoga untuk para wali santriwan/i tetap kuat, sabar dan untuk para santriwan/i tambah semangat ngaji sekolahnya,” tulis @muhammadghufronggs5624.


“Setelah saya menonton film pendek ini,saya berpikir apa dulu orang tua saya juga merasakan seperti ini, pas di kala ekonomi sulit anak di pesantren minta kiriman uang, tapi orang tua tetap berjuang berusaha demi anaknya. Salam sehat kepada orang tua dan dilancarkan rizkinya. Amin,” ungkap @ikafitri7444.


“Di tunggu film pendek yang selanjutnya kang,” tulis @syafiul_channel3025.


Kontributor: Ahmad Hanan
Editor: Musthofa Asrori