Nasional

Diklatsar Lampung Selatan, Kasatkorwil Lampung Tekankan Empat Karakter Banser

Jumat, 12 Juli 2019 | 07:00 WIB

Diklatsar Lampung Selatan, Kasatkorwil Lampung Tekankan Empat Karakter Banser

Banser Lampung Selatan sedang Diklatsar

Jakarta, NU Online
Sudah lebih dari 20 ribu orang yang telah menjadi anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) di Provinsi Lampung Selatan. Meskipun sudah begitu banyak, Pendidikan dan Pelatihan Dasar (Diklatsar) Banser terus berlangsung. Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Lampung Selatan, misalnya, yang di pertengahan tahun ini saja sudah menggelar Diklatsar untuk kali keempatnya.

Pada upacara penutupan Diklatsar Lampung Selatan, Kasatkorwil Banser Lampung Tatang Sumantri menekankan empat karakter Banser kepada 68 peserta yang mengikuti kegiatan tersebut. Pertama, karakter kepemudaan. “Dikatakan pemuda itu pasti enerjik, punya semangat, dan tidak kenal usia,” katanya di Lapangan Desa Banjar Suri, Kecamatan Sidomulyo, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung, Kamis (11/7).

Karakter kedua, keislaman. Sebagai organisasi masyarakat Islam tentu harus memegang teguh religiusitas keislaman dalam setiap tindakan dan sikapnya. Tentunya, Islam rahmatan lil alamin dengan landasan akidah Ahlus Sunnah Wal Jamaah An-Nahdliyah. Kerakyatan menjadi karakter ketiga seorang anggota Banser. Hal tersebut, harus tertanam dalam diri setiap anggota mengingat jumlah penduduk Indonesia sudah mencapai lebih dari 250 juta yang terdiri dari berbagai suku dan agama.  

Karakter terakhir yang disampaikan Tatang adalah kebangsaan. Dengan perbedaan yang demikian kompleks, kebangsaan menjadi pemersatu. “Ketika ada sekelompok kecil ingin menghancurkan negara Indonesia, kita wajib melawan,” tegasnya.

Di manapun anggota Banser berada, jika melihat ada ancaman terhadap siapapun, termasuk kepada golongan tak seagama, berbeda suku, dan sebagainya, harus membelanya, wajib menolongnya. Lebih lanjut, sebagai inspektur upacara, Tatang juga menekankan agar seluruh anggota Banser dapat mandiri. “Kemandirian sahabat-sahabat menjadi pondasi. Jangan sekali-kali ingin hidup dari organisasi. Tapi bagaimana sahabat-sahabat menghidupkan organisasi,” tandasnya.

Sementara itu, Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Lampung Selatan, KH Nur Mahfudz, menegaskan anggota Banser yang baru saja dibaiat harus bangga dengan identitas barunya itu. Artinya, harus menunjukkan dirinya di muka publik sebagai anggota Banser.

Tampilnya tersebut tentu saja bukan untuk hal yang tidak-tidak, melainkan guna menebarkan manfaat sebanyak-banyaknya. “Di manapun tempatnya, Banser harus selalu tampil berguna bagi masyarakat. Diminta ataupun tidak, membela Islam Ahlus Sunnah Wal Jamaah An-Nahdliyah fardhu ain. Begitupun NKRI, Banser harus ada di barisan paling depan,” tegasnya.

Muqaddam Tarekat Tijaniyah itu yakin banyak yang mendukung tindakan Banser dalam menjaga dan mempertahankan NKRI dengan melawan siapapun yang berupaya merongrongnya. Terlebih khidmat kepada NU. Tentu saja bagi anggota Banser merupakan kewajiban. Menurut dia, khidmat untuk NU harus tulus, tidak melihat siapa-siapa. “Jangan lihat siapa pemimpinnya. Lihatlah NU-nya,” tegas Kiai Mahfudz.

Pasalnya, menurut kiai asal Jepara ini, NU didirikan oleh para kiai yang bukan sembarangan. Oleh karena itu, militansinya harus ditunjukkan. “Sampean sudah menjadi kader. militansinya harus ditunjukkan. Kita harus siap membangun daerah kita masing-masing. Kita harus mandiri. Saya yakin bisa,” ujarnya.

Militansi dalam berkhidmat untuk NU dan bangsa harus dilakukan secara bersama-sama, bersatu. “Semua harus bersatu padu dimulai dari diri kita masing-masing,” tandasnya.

Adapun Arif Rahman Hakim, Ketua PC GP Ansor Lampung Selatan, dalam sambutannya berharap para anggota yang sudah dilantik dapat melaksanakan segala ilmu yang diterimanya. “Mudah-mudahan seluruh peserta dapat mengamalkan dan mengembangkan apa yang sudah disampaikan pemateri,” katanya. (Syakir NF/Musthofa Asrori)