Diseminasi Hasil AKMI 2023, Upaya Kemenag Pacu Alumni Madrasah Miliki Literasi Tinggi
Selasa, 5 Desember 2023 | 10:30 WIB
Jakarta, NU Online
Kementerian Agama (Kemenag) terus berupaya mengoptimalkan kualitas dan mutu pendidikan di lingkungan madrasah di semua tingkatan. Melalui Direktorat Kurikulum, Sarana, Kelembagaan dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah, upaya optimalisasi tersebut salah satunya adalah dengan mengadakan Asesmen Kompetensi Madrasah Indonesia (AKMI) yang kemudian akan disusul dengan diseminasi (penyebarluasan) hasil AKMI 2023.
Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen Pendis), M Ali Ramdhani mewakili Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas di acara pembukaan Seminar Nasional Diseminasi Hasil AKMI 2023 di Kemayoran, Jakarta, Senin (4/12/2023) malam mengatakan, aumni-alumni madrasah harus memiliki wawasan dan literasi tinggi untuk menyongsong Indonesia Emas 2045.
"AKMI ini adalah sebuah instrumen untuk mengukur seberapa jauh sebuah pencapaian proses pembelajaran yang diserap oleh siswa. Asesmen ini pilihannya 4 hal, yang pertama adalah literasi membaca, literasi numerik, literasi sains dan literasi sosial budaya. Empat literasi ini dianggap sebagai lokomotif yang mampu mengukur dan menakar seberapa jauh siswa-siswa kita itu dapat bertahan bahkan ketika dia lulus dari program pendidikan kita," katanya.
Ali menyebut, pada fase awal, AKMI ini dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah (MI) kemudian dikembangkan di Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan kemudian di Madrasah Aliyah (MA).
"Untuk anak MI diterapkan di kelas 4. Kenapa diterapkan di kelas 4? Karena capaian pembelajaran alat ukurnya adalah ketika dia lulus dari satuan pendidikan dari tingkat MI. Jadi kita mencoba mengukur dan menakar seberapa jauh kemampuan capaian pembelajaran dari siswa kita di tahun ke-4 agar kemudian ada sisa waktu untuk menuntaskan kurikulum yang dirancang. Pilihan yang sama juga di MTs, kita menyelenggarakan di kelas 8 dan di MA diterapkan di kelas 11," jelas Ali.
Asesmen bagi Guru
Dalam perkembangannya, Direktorat KSKK menitipkan amanat kepada program Madrasah Reform bahwa tidak fair apabila hanya mengukur kemampuan siswa saja. Hal itu, kata Ali, karena boleh jadi proses pembelajaran itu tidak mampu diserap dengan baik oleh siswa madrasah karena problematikanya ada di guru. Maka, kemudian diselenggarakan Asesmen Kompetensi Guru (AKG) sehingga kita mengetahui problemnya itu apakah ada di guru atau di siswa.
“Asesmen pada dasarnya adalah evaluasi. Salah satunya adalah evaluasi perencanaan. Apakah rencana rencana kita itu memungkinkan untuk dijalankan? Ketika kita melakukan proses pendidikan maka kita akan mengukur dan menakar sebuah proses evaluasi yang disebut on going evaluation. Dan nanti ketika mereka akan lulus dari MI, MTs atau MA dilakukanlah ujian sebagai expose evaluation, itu kita bisa mengukur. Proses itu harus dilakukan secara berjenjang dan dilakukan dengan sistematis,” katanya.
Ali menyebut bahwa AKMI ini adalah smart tool atau perangkat cerdas, agar kemudian bisa ditindaklanjuti ketika mengalami beberapa hal yang lemah pada pendidikan madrasah.
"Saya tadi menyebut bahwa AKMI adalah Smart Tool. Dan Smart itu boleh kita sebut sebagai akronim. S: Spesific, bahwa apa yang kita ukur harus memiliki kekhususan. M: Measurable, alat ukur kita dapat mengukur dengan baik, handal dan presisi. A: Achievable, segala sesuatu bisa dicapai, R: Relevan, sesuai dengan kemampuan. T: Time Bounding, dilakukan di pertengahan kelas yaitu kelas 4, kelas 8 dan kelas 11. Hal itu, karena ada waktu untuk melihat bagaimana hasilnya,” katanya.
Ali berharap proses pendidikan berdasarkan AKMI ini muaranya adalah pendidikan yang terdeferensiasi bahwa ada perlakuan-perlakuan khusus di madrasah-madrasah tertentu, ketika dia punya problematika di hal-hal tertentu itu penyelesaiannya relevan.
"Mari kita turun ke lapangan berdasarkan hasil temuan dari AKMI ini, saya yakin ibu bapak semua adalah orang hebat. Kita belajar dari hasil ukuran-ukuran yang tertakar untuk kemudian melakukan intervensi-intervensi yang kita pandang relevan untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas kita," pungkasnya.
Hasil Diseminasi AKMI 2023 ini diharapkan dapat memunculkan berbagai temuan, analisis, dan rekomendasi yang akan menjadi bahan dan dasar bagi guru, madrasah, Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota, Kanwil serta Kementerian Agama dan pemangku kepentingan terkait dalam peningkatan kualitas proses pembelajaran di madrasah.
Selain Direktur Jenderal Pendidikan Islam, M Ali Ramdhani, turut hadir dalam acara Seminar Nasional AKMI Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Rohmat Mulyana Sapdi; Plt Direktur KSKK Madrasah Sidik Sisdiyanto; Kasubdit Kurikulum dan Evaluasi, Abdul Basit; Ketua Project Management Unit Realizing (PMU) REP-MEQR Abdul Rouf dan 508 peserta seminar Nasional Diseminasi Hasil AKMI 2023.
Acara yang bertajuk Membangun Manusia Indonesia Berliterasi Tinggi Menuju Indonesia Emas 2045 ini digelar di Jakarta pada 4-7 Desember 2023.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua