Dubes Kazakhstan Undang Ketum PBNU Hadiri Kongres Pemimpin Dunia dan Agama
Senin, 21 Maret 2022 | 12:15 WIB
Dubes Kazakhstan untuk Indonesia Daniyar Sarekenov bersama Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf. (Foto: NU Online/Suwitno)
Aru Lego Triono
Kontributor
Jakarta, NU Online
Duta Besar (Dubes) Kazakhstan untuk Indonesia Daniyar Sarekenov secara khusus mengundang Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) agar dapat menghadiri Kongres Pemimpin Dunia dan Agama Tradisional Ke-7 yang akan digelar di Nur-Sultan, Ibu Kota Kazakhstan, pada 14-15 September 2022 mendatang.
Undangan tersebut disampaikan langsung oleh Sarekenov saat berkunjung ke Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya 164 Jakarta Pusat, pada Senin (21/3/2022) pagi. Undangan kongres itu disambut baik oleh Gus Yahya.
“Kami melakukan pembicaraan yang sangat menarik, khususnya terkait inisiatif Kazakhstan untuk menggelar satu konferensi yang menurut saya sangat penting yaitu konferensi agama-agama tradisional sedunia. Yang Mulia Dubes Sarekenov tadi mengantarkan undangan untuk NU agar terlibat dalam konferensi tersebut,” kata Gus Yahya.
Ia meyakini, Kongres Pemimpin Dunia dan Agama Tradisional Ke-7 di Kazakhstan itu akan menjadi pertemuan yang sangat menarik. Gus Yahya pun berharap, keterlibatan NU di dalam kongres itu, kelak akan mampu memberikan kontribusi yang bermakna.
“Yang tidak kalah penting, NU bisa membangun kerja sama lebih erat dengan Kazakhstan dan umat Islam di Kazakhstan, yang mayoritas Muslim juga. Mudah-mudahan ini menjadi awal dari kerja sama yang erat dan bermakna antara Kazakhstan dan NU,” harap Gus Yahya.
Sementara itu, Dubes Kazakhstan Daniyar Sarekenov menyebut NU sebagai organisasi Muslim terbesar di dunia. Ia mengaku, pertemuan dengan Gus Yahya sangat produktif membahas berbagai isu global terkait dunia Islam.
“Tujuan dari pertemuan ini untuk menyampaikan dan menawarkan undangan kepada masyarakat Indonesia untuk berpartisipasi dalam Kongres Pemimpin Dunia dan Agama Tradisional yang akan diadakan di Kazakhstan,” kata Sarekenov.
Ia menjelaskan, kongres tersebut akan menghadirkan dan mempertemukan para pemimpin agama di dunia untuk mendiskusikan isu-isu penting internasional. Sarekenov sangat berharap, Gus Yahya dapat hadir dalam kongres itu.
“Bersama-sama kita dapat menyatukan upaya kita untuk membuat dunia ini lebih baik,” ucap Sarekenov.
Sebagai informasi, Kongres Pemimpin Dunia dan Agama Tradisional merupakan pertemuan internasional yang diadakan satu kali dalam tiga tahun di Nursultan, Kazakhstan, yang diprakarsai oleh Presiden pertama Republik Kazakhstan Nursultan Nazarbayev, pada 19 tahun yang lalu. Kongres ini pertama kali digelar pada 23-24 September 2003.
Dalam pertemuan yang berlangsung selama kurang lebih satu jam itu, Gus Yahya didampingi oleh Wakil Ketua Umum PBNU KH Zulfa Musthofa dan Ketua PBNU H Amin Said Husni. Usai pertemuan, kedua belah pihak sama-sama memberikan cenderamata.
Dubes Sarekenov menghadiahi Gus Yahya sebuah plakat bergambar Al-Farabi, salah seorang pemikir Islam asal Kazakhstan yang sangat terkenal di dalam sejarah peradaban Islam. Sementara Gus Yahya memberikan Kitab Tuhfatul Qashi wa Ad-dani karya KH Zulfa Musthofa. Sebuah kitab biografi Syekh Nawawi Al-Bantani yang dikemas dalam bentuk syair.
Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Aiz Luthfi
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Hukum Pakai Mukena Bermotif dan Warna-Warni dalam Shalat
6
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
Terkini
Lihat Semua