Jakarta, NU Online
Peningkatan ekspor manggis pada tahun 2018 yang diprediksi mencapai 60.000 ton atau naik 553 persen dari 2017 yang hanya 9.167 ton diapresiasi oleh Wakil Gubernur Sumatera Barat, Nasrul Abid. Hal itu berkenaan dengan tingginya partisipasi Sumbar yang mampu memproduksi manggis hingga mencapai 34.422 ton atau 21 persen dari produksi nasional 161.751 ton.
Adapun produksi manggis se-Sumatera di tahun 2017 mencapai 65.372 ton atau 40 persen dari produksi nasional. Untuk 2018, prognosa produksi manggis sebesar 166.725 ton, naik 3 persen dari 2017.
“Untuk Sumatera Barat telah ditetapkan delapan daerah Kabupaten/Kota sebagai daerah kawasan manggis yaitu Kabupaten Limapuluh Kota, Tanah Datar, Solok Selatan, Pesisir Selatan, Sijunjung, Padang Pariaman, Agam, dan Kota Padang,” sebut Nasrul dalam keterangan tertulis yang diterima NU Online, Selasa (2/10).
Pemerintah Provinsi Sumbar mendukung ekspor komoditas pangan khususnya manggis melalui Surat Keputusan Gubernur Nomor 521.305.2013 tanggal 26 Maret 2013 tentang Penetapan Kawasan Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura.
Ia menambahkan perlunya memberikan edukasi mengenai penanganan pasca panen bagi petani buah-buahan seperti pengeringan, penyortiran dan pengolahan hasil sehingga komoditas yang diekspor tidak rusak mutunya.
“Kebanyakan dari petani kita masih kurang mengetahui pentingnya kegiatan penanganan atau pengelolaan lepas panen sehingga hasil panen yang dapat dianggap baik. Untuk itu perlu peningkatan Sumberdaya Manusia baik petani maupun petugas dalam penanganan dan pengelolaan tanaman agar diperoleh hasil dan produksi yang baik hingga pasca panen,” tutur Nasrul.
Bupati Lima Puluh Kota, Irfendi Arbi mengatakan ekspor manggis ini menunjukkan kabupatennya turut andil memberikan tambahan devisa.
“Saya turut membaca berita keberhasilan Menteri Petanian Andi Amran Sulaiman Berhasil tingkatkan produksi dan banyak komoditas diekspor. Hari ini terbukti, berhasil mendorong Kabupaten Lima Puluh Kota bisa ekspor manggis. Karena itu, kami minta binaan yang berkelanjutan dari Kementan agar komoditas pertanian, tidak hanya manggis tetapi juga ada kopi agar dapat ekspor,” pinta Irfendi. (Ahmad Rozali)