Farida Mawardi, Ketua Umum IPPNU 1963-1966 Meninggal Dunia
NU Online Ā· Rabu, 18 Juni 2025 | 17:28 WIB
Rikhul Jannah
Kontributor
Jakarta, NU Online
Inna lillahi wa inna ilaihi rajiāun, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Periode 1963-1966, Farida Purnomo MawardiĀ meninggal duniaĀ Selasa (17/6/2025) sore di kediamannya, Jalan Kebon Sirih Barat Nomor 7, Jakarta Pusat.
āInnalillaahi wa inna ilaihi rajiuun. Telah berpulang ke rahmatullah Ibu Farida Purnomo Mawardi binti almarhumah Ibu Nyai Hj. Mahmudah Mawardi, adik dari almarhumah Ibu Latifah Mawardi tadi sore,ā demikian informasi dari putri almarumah, Sari yang diterima NU Online pada Rabu (18/6/2025).
Almarhumah, kata Sari, akan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Karet Bivak, Jakarta Pusat.Ā
āInsyaaAllah akan di makamkan besok atau Rabu di TPU Karet Bivak. Mohon doanya untuk almarhumah,ā terangnya.
Untuk diketahui, almarhumah terpilih menjadi Ketua Umum PP IPPNU melalui Kongres IV pada Juli 1963 di Purwokerto, Jawa Tengah. Kongres tersebut merupakan kali pertama Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan IPPNU menyelenggarakan kongres pada waktu dan tempat yang sama.
Pada masa kepemimpinan Farida, sekretariat PP IPPNU dipindahkan dari Surakarta ke Yogyakarta. Di bawah kepemimpinanya, perluasan dan pembinaan cabang-cabang IPPNU di luar Jawa terus dilakukan, diantaranya ke Jambi dan Lampung.
Farida merupakan anak ketiga dari pendiri IPPNU dan Muslimat NU yakni Nyai Mahmudah Mawardi. Saudara-saudara almarhumah juga merupakan tokoh-tokoh besar, diantaranya Muhammad Djabir Mawardi (wafat 1976, pernah bekerja di Departemen Perindustrian RI), Chalid Mawardi (Ketua PP Gerakan Pemud Ansor 1980-1985, mantan Dubes RI di Syria dan Lebanon), dan Lathifah Hasyim (Dewan Penasihat PP Muslimat NU 2011-2016).
Putri almarumah, Sari menyampaikan bahwa ibunya merupakan sosok yang terus memperjuangkan kaum perempuan melalui organisasi yang diembannya, seperti IPPNU, Muslimat NU, KOWANI (Kongres Wanita Indonesia), dan MKGR (Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong).
Putri almarumah, Sari menyampaikan bahwa ibunya merupakan sosok yang terus memperjuangkan kaum perempuan melalui organisasi yang diembannya, seperti IPPNU, Muslimat NU, KOWANI (Kongres Wanita Indonesia), dan MKGR (Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong).
āSaya masih teringat yang dilakukan ibu bersama ketua KOWANI pada saat itu adalah Ibu Sulasikin Murpratomo memperjuangkan hak kaum perempuan Indonesia,ā ujar Sari kepada NU Online pada Rabu (18/6/2025).
Sari menyampaikan ditengah kepadatan aktifitas organisasi dan pekerjaannya sebagai dosen Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Farida selalu meluangkan waktu untuk berdiskusi serta bertukar pikiran bersama anak-anaknya yang dapat meningkatkan pengetahuan mereka.
āSetiap selepas maghrib ketika kami masih butuh bimbingan beliau selalu duduk bersama kami membantu mengerjakan PR (pekerjaan rumah) ataupun melakukan evaluasi dalam belajar kami,ā ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Umum PP IPPNU Periode 2022-2025, Washfi Velasufah menyampaikan duka yang mendalam atas kepergian almarhumah. Menurutnya, Farida merupakan sosok yang tanpa henti berjuang bagi pelajar putri NU.
āSangat berjuang tanpa henti, hidupnya didedikasikan untuk Nahdlatul Ulama, ya Muslimat dan IPPNU. Beliau sebagai gerbang utama meluasnya IPPNU,ā ujar Vela.
Ā
Vela menyampaikan bahwa sosok Farida merupakan ibu yang penyayang dan berhasil membimbing putra-putrinya hingga menjadi pribadi yang sukses.
āBeliau (Farida) bukan hanya berhasil mengkader anak-anak IPPNU dan Muslimat, tetapi berhasil juga mendidik atau mengkader putra-putrinya,ā ungkapnya.
Terpopuler
1
KH Miftachul Akhyar Terbitkan Surat Tabayun soal Pemberhentian Gus Yahya sebagai Ketum PBNU
2
Gus Yahya Ajak Seluruh Pengurus NU Siapkan Muktamar Ke-35 sebagai Jalan Terhormat dan Konstitusional
3
Pertemuan Mustasyar, Syuriyah, dan Tanfidziyah di Lirboyo Putuskan Muktamar Ke-35 NU Bakal Digelar Secepatnya
4
KH Miftachul Akhyar Undang Rapat Konsultasi Syuriyah dengan Mustasyar PBNU di Pesantren Lirboyo
5
Gus Yahya Tanggapi KH Miftachul Akhyar soal AKN-NU, Peter Berkowitz, hingga Dugaan TPPUĀ
6
KH Miftachul Akhyar Sampaikan Permohonan Maaf terkait Persoalan di PBNU
Terkini
Lihat Semua