Jakarta, NU Online
Sutradara 3 Doa 3 Cinta Nurman Hakim menilai film Darah dan Doa (1950) yang disutradarai Usmar Ismail melampaui zamannya. Di tengah keterbatasan perkakas dan sumber daya manusia dalam perfilman, Darah dan Doa berhasil menggambarkan Indonesia waktu itu.
Film ini, lanjut dia, meski berlatar belakang masa revolusi, tetapi bukanlah jenis film propaganda yang penuh dengan doktrin.
“Film ini juga bicara berbagai dimensi manusia yang kompleks, termasuk urusan cinta sang tokoh utama, Kapten Sudarto,” katanya kepada NU Online, ketika dihubungi dari Jakarta, Jumat (30/3).
Film propaganda, sambungnya, biasanya berbicara satu dimensi saja, sudut pandang politik untuk menyakinkan penonton terhadap suatu ideologi tertentu.
“Film Propaganda umumnya bersifat indoktrinasi,” kata sutradara film Bid'ah Cinta ini.
Sementara Darah dan Doa bicara kompleksitas problem manusia masa revolusi, termasuk cinta. Penonton tidak merasa sedang didoktrin karena dikemas dengan cerita dan peristiwa-peristiwa yang humanis.
Ia menambahkan, dari film itu publik luar bisa membaca Indonesia masa revolusi sebab sebuah film adalah representasi dari suatu zaman.
Hari pertama penggambilan gambar film Darah dan Doa ditetapkan sebagai Hari Film Nasional sejak tahun 1962 oleh Konferensi Kerja Dewan Film Nasional dan Organisasi Perfilman. Film dengan nama lain The Long March of Siliwangi atau Blood and Prayer ini merupkan film pertama bercirikan dan dikerjakan orang Indonesia setelah merdeka.
Sementara 3 Doa 3 Cinta merupakan film dengan latar belakang pesantren. Berdasarkan data di Wikipedia, film yang dibintangi Nicholas Saputra
dan Dian Sastrowardoyo ini meraih Grand Jury Prize di Vesoul International Film Festival Perancis 2009 juga meraih best film di Jakarta International Film Festival 2009 (Jiffest).
Film itu juga masuk seleksi resmi di berbagai festival film international seperti Dubai International Film Festival 2008, Pusan International Film Festival 2009, Goteborg International Film Festival 2009, Asian Pacific Screen Award Australia dan lain sebagainya. Film 3 Doa 3 Cinta juga meraih tujuh nominasi pada Festival Film Indonesia (FFI) 2008. (Abdullah Alawi)