Nasional

Gempa Bumi Magnitudo 5,8 Guncang Yogyakarta, Tidak Berpotensi Tsunami

Senin, 26 Agustus 2024 | 20:15 WIB

Gempa Bumi Magnitudo 5,8 Guncang Yogyakarta, Tidak Berpotensi Tsunami

Ilustrasi peta titik gempa di Gunung Kidul, Yogyakarta. (Foto: tangkapan layar BMKG).

Jakarta, NU Online

Gempa bumi dengan magnitudo 5,8 skala Richter mengguncang Gunung Kidul, Yogyakarta, Senin (26/8/2024). Informasi ini sebagaimana diunggah oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG langsung melalui laman resminya, bmkg.go.id dan beberapa media sosial miliknya.


BMKG menyampaikan gempa tesebut terjadi pada pukul 19:57:42 WIB berpusat di 95 kilometer Barat Daya Gunung Kidul pada kedalaman 30 kilometer. 


"#Gempa Mag:5.8, 26-Agu-24 19:57:42 WIB, Lok:8.78 LS,110.27 BT (95 km Barat Daya GUNUNGKIDUL-DIY), Kedlmn:30 Km," demikian informasi BMKG. 


BMKG menegaskan, meskipun gempa tersebut berkekuatan cukup besar, namun tidak sampai berpotensi terjadi tsunami. "Tidak berpotensi tsunami," jelasnya.


Kendati demikian, masyarakat diimbau untuk tetap meningkatkan kewaspadaannya tekait kemungkinan gempa susulan sewaktu-waktu terjadi. "Saran BMKG. Hati-hati terhadap gempa bumi susulan yang mungkin terjadi," terang BMKG dalam laporannya. 


Nurie Shiami Indiraphasa, mahasiswa Universitas Gadjah Mada, mengaku bahwa gempanya terasa seperti berulang kali. Sempat berhenti, ternyata gempa tersebut masih berlangsung kala ia keluar dari tempat tinggalnya. Hal itu tampak dari motor yang bergoyang.


"Ini gempa ya. Pas keluar ternyata motorku goyang-goyang. Goyangannya hanya beberapa detik," katanya.


Pastikan posisi, selamatkan diri dengan tips ini 

Berikut ini hal yang mendesak untuk dilakukan saat terjadi gempa. Baik saat berada di dalam ruangan atau bangunan, di luar ruangan, sedang mengendarai mobil, tinggal di dekat pantai, hingga saat berada di daerah pegunungan.

 
1. Saat Berada di Dalam Bangunan

Menurut BMKG, bila seseorang sedang berada di dalam bangunan atau ruangan, sementara dalam waktu yang sama telah terjadi gempa, hendaknya melindungi badan dan kepala dari reruntuhan bangunan dengan bersembunyi di bawah meja. Tetapi bila masih memungkinkan untuk keluar, hal ini justru harus segera dilakukan.

 
"Cari tempat yang paling aman dari reruntuhan dan goncangan. Lari ke luar apabila masih dapat dilakukan," tulis BMKG melalui laman resminya, dikutip NU Online, Senin (26/8/2024). 


2. Saat Berada di Luar Bangunan

Jika berada di luar bangunan atau area terbuka, sebaiknya menghindari dari bangunan yang ada di sekitar, seperti gedung, tiang listrik, pohon, dan lain-lain. "Perhatikan tempat Anda berpijak, hindari apabila terjadi rekahan tanah," tulis BMKG. 


3. Saat Mengendarai Mobil

Seseorang yang masih dalam perjalanan mengendarai mobil, sementara telah terjadi gempa, BMKG menyarankan agar bergegas keluar, turun, dan menjauh dari mobil. "Hindari jika terjadi pergeseran atau kebakaran. Lakukan seperti saat Anda berada di luar bangunan atau area terbuka," jelas BMKG.


4. Saat Berada di Pantai

Pantai adalah tempat yang harus dihindari saat gempa. Karena dikhawatirkan akan terjadi tsunami. Sebagaimana diketahui bahwa penyebab utama terjadinya tsunami yaitu gempa. "Jika Anda tinggal atau berada di pantai, jauhi pantai untuk menghindari bahaya tsunami," jelas BMKG.


5. Saat di Pegunungan 

Masyarakat Indonesia memang tidak sedikit yang tinggal di daerah pegunungan. Mereka yang berdomisili di wilayah ini, harus menghindari daerah-daerah rawan longsor saat terjadi gempa. "Apabila terjadi gempa bumi hindari daerah yang mungkin terjadi longsoran," demikian informasi BMKG.


Hal lain, masyarakat juga perlu berdoa memohon perlindungan dari Allah swt. Doa ini diijazahkan KH Abdul Karim atau Gus Karim, pengasuh Pondok Pesantren Al-Qur’an Azzayadi Solo yang mengunggah sebuah doa beberapa saat setelah terjadi gempa bumi di Sukabumi beberapa waktu lalu.


اللّٰهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا وَخَيْرَ مَا فِيْهَا وَخَيْرَ مَا أَرْسَلْتَ بِهِ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ مَا فِيْهَا وَشَرِّ مَا أَرْسَلْتَ بِهِ 

 
Allahumma inni asaluka khairaha wa khaira ma fiha, wa khaira ma arsalta bihi, wa a'udzubika min syarriha, wa syarri ma fiha wa syarri ma arsalta bihi.

 
Artinya, "Ya Allah, sesungguhnya aku memohon ke hadirat-Mu kebaikan atas apa yang terjadi, dan kebaikan apa yang di dalamnya, dan kebaikan atas apa yang Engkau kirimkan dengan kejadian ini. Dan aku memohon perlindungan kepada-Mu dari keburukan atas apa yang terjadi, dan keburukan atas apa yang terjadi di dalamnya, dan aku juga memohon perlindungan kepada-Mu atas apa-apa yang Engkau kirimkan."