Surabaya, NU Online
Banyak amal biasa menjadi bermakna karena dibungkus dengan niat yang tulus dan benar. Banyak kewajiban menjadi sia-sia karena tidak dibarengi dengan niat yang tulus dan benar.
Hal ini disampaikan oleh KH Agoes Ali Masyhuri di pengajian umum dalam rangka peringatan hari lahir (harlah) ke-5 Pesantren Darussalam Keputih, Surabaya pada Ahad malam (1/9).
Menurutnya, kualitas amal seseorang itu tergantung dari niatnya. “Maka pandai-pandailah menata niat. Karena bagusnya niat akan menentukan kualitas amal,” jelasnya.
Wakil Rais Syuriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur ini menyatakan bahwa orang yang memiliki hati yang ikhlas itu laksana tanah subur yang bisa menjadi tempat tumbuhnya amal kebaikan bagi orang itu.
“Belajarlah ikhlas dalam beramal. Karena keikhlasan bagai mata air jernih yang menyuburkan. Orang yang berhati ikhlas bagaikan tanah yang subur. Sekecil apapun benih kebaikan, akan mudah tumbuh dan berkembang,” kata Gus Ali, sapaan akrabnya.
Selain itu, Gus Ali juga mengajak para jamaah yang hadir di acara pada malam hari itu untuk menghindari sifat rakus dan ambisius, sebab kedua sifat itu memiliki sifat yang lebih panas daripada api.
“Hati orang yang rakus dan ambisius itu lebih panas daripada api. Yang diingat hanya kekayaan tetangga saja,” ucapnya.
Oleh karena itu, pengasuh Pesantren Bumi Sholawat Sidoarjo ini juga mengimbau agar bisa memiliki sifat qonaah.
“Orang yang berhati qonaah itu lebih kaya daripada lautan. Bahasa Jawa Qonaah adalah neriman (menerima dengan lapang dada, red). Sampai hari ini belum ada komputer secanggih apapun yang bisa menghitung kekayaan yang dimiliki oleh lautan. Toh itu lebih kaya orang yang berhati qonaah,” bebernya.
Dikatakan, orang tidak akan pernah menemukan kedamaian dan kebahagiaan jika dirinya tidak dirahmati oleh Allah, salah satu caranya adalah bersifat qonaah.
“Letak kedamaian dan kebahagiaan bukan di rumah mewah, bukan di mall, dan bukan di taman hiburan. Akan tetapi, letak kebahagiaan itu ada pada hati yang dirahmati dan dibimbing oleh Allah,” ungkapnya.
Tak hanya itu saja, Gus Ali juga mengajak para jamaah yang hadir agar bisa selalu beristiqamah dalam memperjuangkan kebenaran. Apabila tidak, hal ini tidak diperjuangkan, dikhawatirkan nantinya akan disibukkan oleh kebatilan.
“Usahakan istiqamah tetap berjuang. Sebab hidup ini sebenarnya merupakan pergulatan antara kebenaran dan kebatilan. Jika Anda tidak menyibukkan diri dengan kebenaran, pasti Anda akan disibukkan dengan kebatilan,” tukasnya.
Hadir dalam acara ini, Wakil Ketua PWNU Jawa Timur dan pengasuh Pesantren Annuqoyah Latee Sumenep, KH Abd A’la, KH Muhammad Faqih, KH Agus Zainal Arifin, dan tamu undangan lainnya.
Kontributor: Ahmad Hanan
Editor: Muiz