Nasional

Gus Mus: Allah dan Para Nabi Memuliakan Manusia

Rabu, 24 Januari 2018 | 14:07 WIB

Jakarta, NU Online 
Para Nabi adalah manusia yang memuliakan manusia dan memperlakukan manusia sebagai manusia. Bahkan Allah Sang Pencipta alam semesta juga sejak awal memuliakan manusia. Demikian dinyatakan KH Mustofa Bisri saat menerima penghargaan Hak Asasi Manusia dari Yayasan Yap Thiam Hien di Gedung Perpustakaan Nasional, Jakarta, Rabu (24/1) malam.
Baca: Malam Ini Gus Mus Terima Yap Thiam Hien Award
Baca: Gus Mus Ingatkan Kita pada Kecerdasan dan Keluasan Islam
Menurut Gus Mus, dalam ajaran Islam, landasan utama dalam memuliakan dan memanusiakan manusia terdapat dalam kitab Suci Al-Qur'an yang berbunyi Wa laqod karromna banii aadama yang artinya Allah sejak awal memuliakan manusia. (QS. 17:70).

Lebih lanjut Gus Mus menjelaskan, dirinya bukanlah orang yang mengagungkan HAM karena didengungkan oleh orang-orang Barat. Namun dirinya hanya memperjuangkan terciptanya keadilan bagi siapa pun manusia. Itulah yang sesuai dengan ajaran agama Islam dan ajaran para gurunya. 

Dalam nada kelakar Gus Mus menyatakan, "Saya ini tidak tahu HAM karena pendidikan saya hanya sedikit lebih rendah dari Bu Susi (Susi Pujiastuti/Menteri Perikanan dan Kelautan). Bu Susi tamat SMP, sedang saya hanya sampai kelas satu Madrasah Tsanawiyah (setara kelas 1 SMP)."

"Saya ini ndak tahu apa itu HAM, nasionalisme, dan lain-lain karena sejak kecil saya dididik di pesantren. Saya hanya diajari bahwa Indonesia adalah rumahmu, maka kamu harus jaga. Jangan rusak rumahmu dan jagalah rumahmu dari gangguan orang lain," terang Gus Mus disambut tepuk tangan meriah hadirin. 

Lebih lanjut, Gus Mus menandaskan, ketidakadilanlah yang membuat orang marah dan kemarahan itulah yang membuat orang bersikap ekstrem. 

"Maka kuncinya adalah bagaimana keadilan ditegakkan agar tidak menimbulkan kemarahan dan tindakan ekstrem lainnya," tandasnya. 

Penghargaan Yap Thiam Hien sendiri diserahkan oleh Menteri Perikanan dan Kelautan Susi Pujiastuti sebelum Gus Mus menyampaikan sambutannya. (Syaifullah Amin)