Mustasyar PBNU KH Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus), tengah, saat hadir di Festival Kudus yang digelar di Museum Satria Mandala Jakarta Selatan, Sabtu (21/5/2022). (Foto: NU Online/Musthofa Asrori)
Ali Musthofa Asrori
Penulis
Jakarta, NU Online
Mustasyar PBNU KH Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus) menghadiri Festival Kudus yang digelar di Museum Satria Mandala Jl Gatot Subroto Jakarta Selatan, Sabtu (21/5/2022).
Dalam acara ini, Gus Mus didaulat berbicara di hadapan ratusan hadirin yang memenuhi halaman museum milik TNI itu. Mereka tampak asyik menikmati acara yang diinisiasi Forum Komunikasi Masyarakat Kudus (FKMK) tersebut.
Kiai asal Rembang, Jawa Tengah, ini bersyukur bisa turut hadir dalam ajang silaturahmi dan Halal Bihalal masyarakat Kudus, Jawa Tengah, yang tinggal di Jakarta. Gus Mus tampil di panggung menyusul Ketua PP Lesbumi NU, M Jadul Maula, dan budayawan gaek, Sosiawan Leak, yang terlebih dahulu tampil.
Dengan sedikit berseloroh, Gus Mus mengatakan bahwa hadirin telah mendengarkan paparan dua budayawan yang bercerita tentang Islam di Kudus meski kebenarannya masih dipertanyakan.
“Anda sekalian telah mendengarkan obrolan dua seniman tadi. Ndak tahu, pakai literatur apa tidak. Tapi kita percaya saja karena namanya budayawan meski keduanya berbeda pandangan. Yang satu nyebut Kudus Kota 4 Negeri. Satunya Kota 3 Peradaban,” ujarnya disambut tawa hadirin.
Gus Mus lalu mengatakan bahwa dirinya akan berbicara berdasarkan data agar bisa dipertanggungjawabkan. Kudus, bagi Gus Mus, merupakan satu-satunya kota di Indonesia yang suci. Sebab, kata 'quds' yang berasal dari bahasa Arab berarti suci.
“Ada prasasti berbahasa Arab dan beraksara Arab yang menyebut bahwa Syekh Ja’far Shadiq itu khalifatuddahr (khalifah zaman ini). Jadi, kalau ada orang sekarang yang ingin khalifah-khalifahan itu jelas terlambat, flashback,” ungkapnya.
Jika kita melihatnya dari konteks keberagaman, lanjut Gus Mus, maka akan dipandang aneh karena bergaul dengan Tionghoa, misalnya, dan segala macam etnis. “Kalau yang memahami Islam secara benar, pasti tidak akan kaget. Ya memang begitu Islam, yaitu memuliakan manusia,” katanya.
“Kanjeng Sunan Kudus juga memuliakan manusia, siapa saja, dan memuliakan tradisinya umat Hindu yang menyembah sapi. Oleh karena itu, Sunan Kudus tidak makan sapi, tapi kerbau. Itulah salah satu ajaran luar biasa dari Kanjeng Sunan,” sambung Gus Mus.
Setelah berbicara lebih kurang 12 menit, Gus Mus diajak berkeliling oleh Ketua Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus, KH Em Nadjib Hasan, untuk singgah ke sejumlah stan pameran. Di antaranya adalah pameran ukir.
Saat mampir di stand ukir, Gus Mus dipersilakan untuk mempraktikkan cara mengukir di objek kayu jati oleh penjaga. Gus Mus pun tampak asyik menikmati cara mengukir di kayu jati tersebut. Gus Mus juga mendapatkan hadiah sebuah biola kuno dari penjaga stan alat-alat musik khas Kudus.
Gus Mus yang didampingi putri sulungnya, Ienas Tsuroiya, meninggalkan stan pameran dengan kendaraan roda empat berplat unik, K 141 KU (Kiaiku) sekira pukul 1 siang. “Saya ngawal Abah sendirian, karena Mas Ulil masih rapat di Konbes NU di Pasar Baru Jakarta Pusat,” kata admin Ngaji Ihya’ Online ini.
Pantauan NU Online, Kudus Festival 2022 ini menyajikan aneka pentas seni dan budaya khas Kudus seperti tarian, wayang klitik, ketoprak, dan kirab jenang. Selain itu, juga terdapat pameran mulai produk UMKM hingga kuliner khas Kudus yang dibuka untuk umum oleh Bupati Kudus H Hartopo.
Sebagai informasi, Kudus Festival 2022 merupakan even yang mewadahi para pelaku seni dan budaya, masyarakat kreatif, serta UMKM untuk kembali unjuk gigi ke publik. Even ini diselenggarakan oleh FKMK bekerja sama dengan Pemkab Kudus, Yayasan BUMN, dan para donatur.
Acara ini diagendakan dua hari, Sabtu-Ahad, 21-22 Mei 2022 di Museum Satria Mandala Jalan Gatot Subroto No 14 Kuningan Barat, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.
Pewarta: Musthofa Asrori
Editor: Muhammad Faizin
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua