Nasional

Beda dengan Gus Im, Gus Sholah Dinilai Lebih Kalem

Kamis, 6 Februari 2020 | 10:30 WIB

Beda dengan Gus Im, Gus Sholah Dinilai Lebih Kalem

KH Sholahuddin Wahid (Gus Sholah). (Foto: NU Online/Syarif Abdurrahman)

Jakarta, NU Online
Hj Lily Chadijah Wahid tidak melihat perubahan signifikan yang terjadi pada diri kakaknya, KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah). Sejak muda, sosoknya diakui sebagai seorang yang disiplin dan kalem.

“Emang pada dasarnya Gus Sholah itu kalem. Beda dengan saya dan Im (Gus Hasyim Wahid),” kata Lily kepada NU Online di Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (6/2).

Kekaleman itu terlihat dari gaya bicaranya yang lemah lembut, tidak meledak-ledak. Bahkan, Lily mengaku tidak pernah melihat kakaknya tersebut meluapkan emosinya secara berlebihan. “Gak pernah bandel. Kalau usil sih biasa. Kalau ngomong itu memang alus,” kata perempuan kelahiran Jombang, 71 tahun yang lalu itu.

Gus Sholah pun, lanjut Lily, mudah berteman. Beberapa rekannya, kerap kali main ke rumah. Bahkan, di antaranya ada juga yang menginap. Ia ingat betul dengan temannya yang bernama Gunawan karena kerap kali beristirahat di rumahnya. Suatu ketika, jelang perlombaan menyanyi, rekannya tersebut menginap di Matraman, lalu berlatih di kamar mandi tengah malam.

“Gus Sholah berkawan cepat, banyak temannya. Sampai sepuh ini juga bisa bersama semuanya. Semua itu dianggap sama olehnya,” ujarnya.

Di samping itu, Lili mengatakan bahwa Gus Sholah sejak muda sudah disiplin dalam segala hal. Bahkan, di antara putra Kiai Wahid dan Nyai Solichah, ia memastikan putra ketiga pasangan tersebutlah yang paling disiplin.

Kedisiplinan dan keaktifannya sejak muda itu membawanya ke Jambore Internasional di Manila, Filipina pada tahun 1963. Bersama Rozi Munir, ia yang saat itu duduk di bangku SMA 1 Jakarta, hadir mewakili Pandu Ansor.

Kedisiplinan Gus Sholah itu berlaku di semua sendi kehidupannya, tak terkecuali soal makanan. Misalnya,Lily mencontohkan, ketika dibatasi makan sesuatu, maka Gus Sholah akan menaatinya, tidak berusaha untuk mencuri atau memaklumi walau sedikit.

Pengasuh Pesantren Tebuireng 2006-2020 itu wafat pada Ahad (2/2) di Jakarta. Almarhum dimakamkan bersama kakak, ayah, dan kakeknya di Kompleks Pemakaman Keluarga Tebuireng, Jombang, Jawa Timur pada Senin (3/2).

Pewarta: Syakir NF
Editor: Muchlishon