Gus Yahya Jelaskan Makna Visi PBNU dan Tema Harlah 1 Abad NU
Rabu, 1 Februari 2023 | 17:15 WIB
Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf menggelar acara Ngopi Bareng dengan Pemimpin Redaksi (Pemred) Media Nasional dan Koresponden Asing, di Lantai 8 Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164 Jakarta, pada Rabu (1/2/2023). (Foto: NU Online/Suwitno)
Aru Lego Triono
Penulis
Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf menjelaskan slogan atau visi kepengurusan masa khidmah 2022-2027 dan tema Hari Lahir (Harlah) 1 Abad NU. Visi PBNU adalah Merawat Jagat Membangun Peradaban, sedangkan tema Harlah 1 Abad NU yaitu Mendigdayakan Nahdlatul Ulama Menjemput Abad Kedua Menuju Kebangkitan Baru.
“Pada awal sejak pengukuhan pengurus, kami gunakan (slogan) Merawat Jagat Membangun Peradaban. Ini adalah pemahaman kami tentang mandat dari para pendiri NU untuk dikerjakan oleh organisasi ini,” kata Gus Yahya saat menggelar acara Ngopi Bareng dengan Pemimpin Redaksi Media Nasional dan Koresponden Asing di Gedung PBNU, Jakarta, Rabu (1/2/2023).
Merawat jagat, kata Gus Yahya, memiliki makna memelihara kesentosaan, baik lingkungan hidup maupun tatanan kehidupannya supaya tidak terjadi kekacauan yang bisa menimbulkan kesengsaraan.
Lalu, membangun peradaban berarti mengupayakan atau berupaya memberikan sumbangan-sumbangan agar dinamika peradaban umat manusia bisa mengarah pada keadaan lebih mulia yang sungguh-sungguh adil dan harmonis.
“Tentu saja hal itu didasarkan pada penghormatan terhadap kesetaraan hak dan martabat bagi setiap manusia,” ucap Gus Yahya, di hadapan 35 Pemred media nasional dan 19 koresponden media asing.
Selanjutnya, Gus Yahya menjelaskan mengenai tema Harlah 1 Abad NU. Namun sebelum itu, ia menerangkan alasannya memilih istilah 1 abad daripada 100 tahun. Pertimbangannya sangat sederhana yakni membangkitkan imajinasi kelangkaan kepada warga NU.
“Kalau 1 abad itu menunggu 2 (abad)-nya lama. Masih lama sekali. Kalau 100 tahun, tahun depan sudah 101. Itu membangkitkan imajinasi kelangkaan, supaya orang merasa itu langka,” ucap Gus Yahya.
Mendigdayakan NU Menjemput Abad Kedua Menuju Kebangkitan Baru
Gus Yahya menjelaskan, mendigdayakan NU itu berarti mengembangkan kapasitas NU supaya mampu menghadirkan kontribusi terhadap kehidupan umat manusia secara keseluruhan.
“Kita nggak cukup hanya berdaya. Kalau berdaya itu survive saja. Kita nggak jadi korban yang kalah, tapi kita bisa menentukan hidup. Itu berdaya. Kita butuh digdaya supaya makna NU itu lebih kuat di tengah-tengah pergulatan hidup umat manusia,” kata Gus Yahya.
Untuk itulah, Gus Yahya butuh membangun kapasitas NU agar punya kemampuan untuk menghadirkan kontribusi yang bermakna itu
Sementara menjemput abad kedua bermakna upaya PBNU untuk membangkitkan imajinasi bahwa momentum melangkahkan kaki ke gerbang abad kedua adalah momentum yang penting bukan hanya secara faktual, tapi juga secara spiritual.
Ia kemudian menyebutkan hadits Rasulullah tentang adanya sebuah mujadid atau aktor pembaharuan pada setiap 100 tahun sekali.
“Allah membangkitkan pada setiap 100 tahun, aktor bisa individu atau kelompok, yang akan merevitalisasi agama. Dengan pengertian membangkitkan hal-hal mulia yang sekarang mungkin kurang terlihat aktualisasinya. Jadi, 1 abad membangkitkan imajinasi warga NU bahwa ini kita mau ada tajdid,” jelas Gus Yahya memaknai hadits Rasulullah.
Lalu, ia menjelaskan tentang kalimat ‘menuju kebangkitan baru’. Menurut Gus Yahya, berdirinya NU adalah fenomena kebangkitan. Sebab telah lahir sebuah organisasi ulama yang merupakan bidah besar karena belum pernah pada zaman Nabi Muhammad ada organisasi ulama.
“Sepanjang sejarah Islam belum ada kumpulan ulama yang mengorganisasikan ulama. Bagaimana dengan Muhammadiyah? Muhammadiyah itu pergerakan pembaharuan pendidikan,” ucapnya.
Secara absolut, NU merupakan organisasi ulama pertama kali sepanjang sejarah. Bahkan diberi nama Nahdlatul Ulama, kebangkitan ulama. Saat ini, kata Gus Yahya, NU akan menjemput kebangkitannya yang kedua.
“Sekarang kita ini mau bangkit lagi dengan cara yang baru, yaitu dengan mendigdayakan atau meningkatkan kapasitas memberikan kontribusi yang baik, konstruktif terhadap hidup umat manusia,” pungkas Gus Yahya.
Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Fathoni Ahmad
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Hukum Pakai Mukena Bermotif dan Warna-Warni dalam Shalat
6
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
Terkini
Lihat Semua