Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) saat memberi sambutan secara daring. (Foto: YouTube TVNU)
Afina Izzati
Kontributor
Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf mengungkapkan kesiapan NU dalam meluncurkan Gerakan Literasi Digital, yang merupakan kerja sama antara Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika.
“Ini adalah program berskala besar dengan melibatkan partisipan yang luas, baik dalam lingkup NU sendiri maupun terbuka untuk pihak mana saja yang ingin ikut serta dalam gerakan ini,” tutur Gus Yahya, sapaannya.
Hal itu disampaikan Gus Yahya dalam video sambutan acara Membangun Kesadaran dan Budaya Digital Bagi Santri di Pondok Pesantren Al-Ijtihad NTB, yang disiarkan langsung dalam YouTube TVNU Televisi Nahdlatul Ulama, Ahad (24/7/2022).
Menurut Gus Yahya, gerakan literasi tersebut akan melibatkan Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam), Lembaga Ta’lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama (LTNU), Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU), Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMINU), dan Lembaga Pendidikan Ma’arif NU.
“Ini semua merupakan ikhtiar bersama agar suasana di dalam pergaulan digital yang sudah semakin mendominasi menjadi lebih positif, membawa maslahat, dan menghindari berbagai macam atensi negatif atau mafasid yang mungkin akan timbul di dalam pergaulan digital masyarakat kita,” ujarnya.
Gus Yahya menuturkan, ada hal yang akan ditekankan tentang cara mengembangkan sikap untuk menghargai otentisitas di dalam menerima dan menyebarkan informasi. Data dan informasi yang diterima dan disebarkan harus sudah teruji kebenaran, faktualitas, dan kredibilitasnya.
Sanad keilmuan
Putra KH M Cholil Bisri Rembang ini menerangkan, salah satu dimensi yang harus untuk dikembangkan dalam budaya literasi digital yang dijalankan adalah agar ditekankan pentingnya menghormati, memegang hubungan dengan guru dan ulama yang sungguh-sungguh mengemban sanad keilmuan yang bersambung dari generasi ke generasi sampai pada sumbernya.
Baca Juga
Literasi Digital untuk Generasi Milenial
“Ini adalah satu-satunya yang saat ini bisa kita harapkan, memelihara barakah dari kehidupan kita seluruhnya. Kita telah mendapatkan pendidikan seumur hidup dari para ulama NU bahwa barakah hidup kita dalam kehidupan bisa kita harapkan dari ittiba’ kepada para ulama,” terangnya.
Ia menegaskan, jika melepaskan ittiba’ kepada para ulama maka akan membawa risiko yang sangat mengkhawatirkan. “Sekurang-kurangnya yaitu dicabutnya barakah dari berbagai daya upaya yang pernah kita lakukan dalam kehidupan,” imbuh Gus Yahya.
Maka, lanjut Gus Yahya, ini penting untuk mengembalikan semangat berittiba’ kepada ulama yang ahli sanad, sebagai upaya untuk mempertahankan barakah yang selama ini telah dirasakan.
Baca Juga
Mendorong Literasi Digital Warga NU
“Jangan sampai barakah ini hilang hanya karena kita tidak lagi mementingkan semangat ittiba’ kepada ulama. Ittiba’ dalam hal ini bukan hanya mengikuti pandangan yang disampaikan atau mengikuti karena fanatik kepada pribadinya, tapi harus juga disertai dengan akhlak kepada ulama atau musnid,” jelasnya.
Kakak kandung Menag Yaqut Cholil Qoumas ini berharap dengan adanya gerakan literasi digital dapat memberikan sumbangan yang bermakna kepada masyarakat untuk memelihara harmoni sosial, persatuan dan kesatuan bangsa, serta bersama-sama menggalang kerja sama antar sesama bagi masa depan peradaban umat manusia.
Kontributor: Afina Izzati
Editor: Musthofa Asrori
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua