Gus Yahya Ungkap Alasan PBNU Bakal Bahas Konflik Israel-Palestina di R20 ISORA
Selasa, 31 Oktober 2023 | 16:00 WIB
Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya memberikan penjelasan mengenai alasan di balik rencana penyelenggaraan R20 International Summit of Religious Authorities (R20 ISORA) yang akan membahas eskalasi konflik Israel-Palestina.
Gus Yahya menyoroti dinamika pertarungan antara berbagai kekuatan yang terlibat dalam konflik Palestina-Israel.
Gus Yahya mengakui bahwa konflik ini melibatkan pemerintah Israel dan kelompok-kelompok yang berjuang untuk kemerdekaan Palestina. Dalam menghadapi situasi kompleks ini, PBNU merasa perlu untuk membangun strategi yang melibatkan konsolidasi kekuatan.
“Ini menyangkut masalah dinamika pertarungan antar kekuatan, kita tahu bahwa yang terjadi ini adalah dinamika pertarungan antar kekuatan,” kata Gus Yahya dalam konferensi pers PBNU: Konflik Palestina-Israel di Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya Nomor 164, Jakarta Pusat, Selasa (31/10/2023).
Oleh karena itu, Gus Yahya menyebut bahwa PBNU tidak terburu-buru untuk bertindak sendiri, melainkan berupaya membangun dukungan dan intervensi yang lebih besar dan signifikan. R20 ISORA adalah langkah konkret yang diambil PBNU untuk menggalang kekuatan agama-agama dari seluruh dunia. PBNU ingin melibatkan semua agama, bukan hanya Islam, dalam upaya mengatasi konflik dan mengedepankan prinsip moralitas dan etika universal.
“Bahwa sekarang ini kami ingin dunia melihat agama-agama seluruhnya atas nama ketuhanan, kemanusiaan, moralitas dan etika universal, kami bersatu untuk meng-address, bergerak bersama dalam upaya mengatasi masalah ini,” terang Gus Yahya.
Nantinya setelah forum tersebut dihelat, Gus Yahya menyebut akan ada potensi mengenai kesepakatan untuk membentuk satu delegasi dari pemimpin agama-agama yang hadir guna melakukan engagement dan bernegosiasi dengan berbagai pihak yang terlibat dalam konflik Israel-Palestina.
“Jadi nanti, insyaallah sesudah ini, mungkin saja akan disepakati satu delegasi dari forum pemimpin agama-agama ini untuk melakukan engagement, bertemu sampai dengan bernegosiasi dengan berbagai pihak yang terlibat dalam soal ini,” tuturnya.
Gus Yahya juga mengungkapkan bahwa ketidakresponsifan pihak manapun terhadap seruan PBNU sebelumnya untuk menghentikan kekerasan di Gaza, Palestina menjadi salah satu alasan kuat mengapa PBNU memutuskan untuk mengambil langkah yang lebih pasti.
“Kita tahu bahwa kekerasan masih berlangsung sampai hari ini bahkan dengan artikulasi yang terang-terangan, terang-terangan, menyatakan kehendak untuk melakukan genosida terhadap pihak lawan. Ini sangat memprihatinkan,” paparnya.
Ia menekankan bahwa dunia tidak boleh lagi masuk dalam rimba kekacauan seperti masa-masa lalu dan bahwa tatanan dunia yang adil dan harmonis harus didasarkan pada aturan dan penghormatan terhadap hak dan martabat manusia.
Gus Yahya berharap bahwa dengan menggalang kekuatan dari agama-agama di seluruh dunia, akan terbentuk satu mandat yang lebih kuat atas nama agama-agama untuk berperan lebih nyata dalam mengatasi konflik ini.
“Kami ingin menggalang kekuatan dari agama-agama, semua agama di seluruh dunia supaya bergerak bersama dengan harapan akan terbentuk satu kekuatan. Satu mandat yang lebih kuat atas nama agama-agama di seluruh dunia ini untuk berperan lebih nyata dalam mengatasi masalah,” tutupnya.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua