Habib Luthfi Ingatkan Halal Bihalal Harus Dimaksimalkan untuk Sambung Sanad Nahdliyin
Selasa, 16 Juni 2020 | 04:00 WIB
Samsul Huda
Kontributor
Semarang, NU Online
Rais Aam Idarah Aliyah Jam'iyah Ahlit Thariqah Al-Muktabarah An-Nahdliyah (Jatman) Habib Luthfi bin Yahya mengingatkan agar agenda halal bihalal jangan hanya dijadikan sebatas agenda untuk silaturahim dan saling memaafkan saja, tetapi juga harus dimaksimalkan untuk menyambung sanad keilmuan nahdliyin.
"Apalagi halal bihalal yang diadakan PWNU Jateng ini mengusung tema Temu Balung Pisah, tema ini harus dipahami lebih dalam lagi agar generasi setelah kita tidak lupa atau tidak mengetahui sejarah masa lalu NU," kata Habib Luthfi.
Hal itu disampaikannya dalam kegiatan 'Halal Bihalal Temu Balung Pisah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Tengah' di Kantor PWNU Jateng, Jl dr Cipto 180 Semarang, Senin (15/6).
Menurutnya, nyambung sanad itu penting sekali, dengan adanya kejelasan sanad keilmuan, fiqhiyah maupun tasawuf, maka warga akan semakin memahami sejarah sehingga akan memperkokoh jamiyah ini karena warganya semakin mantap dan mencintainya jamiyahnya.
"Dengan mengenal sejarah itu, generasi pelanjut perjuangan NU di setiap zamannya akan memiliki kebanggan atas sosok tokoh-tokoh yang baik di era sebelumnya dan layak untuk diteladani oleh siapa saja," tegasnya.
Karena itulah lanjutnya, tugas pimpinan NU di berbagai tingkatan untuk menyambungkan balung atau tulang-tulang NU yang terpisah karena perjalanan zaman yang kalau tidak disambung akan terlupakan dan tidak dikenali oleh nahdliyin di masa selanjutnya.
Ditambahkan, yang dimaksud balung atau tulang NU itu adalah para tokoh dan ulama NU tanpa memandang posisinya pada saat masih hidup. Kepada generasi muda nahdliyin perlu dikenalkan ulama-ulama lokal yang berjasa dalam mengembangkan NU di berbagai wilayah, cabang, MWC maupun ranting.
"Juga perlu diungkap dan disosialisasikan para auliya dan ulama sebelum NU lahir, tetapi menginspirasi gerakan ulama NU dalam menjalankan dakwah dan menyebarluaskan paham ahlussunnah wal Jama'ah di Indonesia, Wali Songo, Kiai Sholeh darat Semarang, dan sebagainya," ucapnya.
Dikatakan, materi Ke-NU-an di kalangan pelajar jangan hanya sebatas tentang NU sebagai gerakan dan organisasi saja, tetapi NU juga perlu dikenalkan sebagai wadah berkumpulnya para ilmuwan, aulia, dan ulama yang saleh dan berakhlakul Karimah.
Ketua PWNU Jateng HM Muzammil mengatakan, karena masih dalam suasana pandemi Covid-19, acara ini dilaksanakan secara ofline dan online lewat aplikasi zoom oleh yang diikuti para mustasyar dan a'wan Syuriyah PWNU Jateng dan PCNU se-Jateng.
"Sedangkan yang mengikuti halal bihalal secara ofline adalah para pengurus Syuriyah, Tanfidziyah, badan otonom, dan lembaga di lingkungan NU Jateng," ungkapnya.
Ketua Pimpinan Daerah Rabithah Alawiyah Jateng, Habib Abu Bakar Alatas dan Plt Mudir Aam Idarah Aliyah Jatman KH Habib Umar Ahmad Muthohar juga turut hadir di acara ini.
"Terima kasih acara ini juga dihadiri pimpinan Jatman dan pimpinan Rabithah Alawiyah Jateng, nahdliyin sangat hormat dan mencintai habaib dan ahlul bait," pungkas Muzammil.
Kontributor: Samsul Huda
Editor: Abdul Muiz
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua