Nasional

Habib Luthfi Serukan Nahdliyin Jihad Ekonomi

Rabu, 19 Maret 2014 | 13:00 WIB

Brebes, NU Online
Rais ‘Aam Jam’iyah Ahlu Thariqah al Mu’tabarah an Nahdiyah Habib Luthfi bin Ali Yahya menyerukan kepada umat Islam terkhusus Nahdliyin (warga NU) untuk melakukan jihad ekonomi. Seruan tersebut disampaikan Habib terkait masih tingginya angka kemiskinan di Indonesia.
<>
“Kita harus membangkitkan kembali jihad ekonomi, umat Islam butuh duit untuk membangun,” kata Habib saat mengisi mauidlotul hasanah 40 hari wafatnya Mursyid Thariqah Attijani Brebes Syekh Muhammad bin Ali Basalamah di Pondok Pesantren Darussalam Jatibarang Brebes, Selasa malam (18/3).

Habib Luthfi berharap umat Islam tidak terkecoh dengan pertentangan antara Suni dan Syi'ah. Menurutnya ada yang lebih urgen dan tinggi untuk diperbincangkan. “Boleh jadi kita sedang dibenturkan antara suni dan syiah agar umat Islam lemah dan bercerai berai,” katanya.

Boleh jujur, lanjutnya, kita seakan malu untuk bangga dengan produk-produk lokal. Jambu hidup di Jawa, berbuah di Jawa, dikatakan jambu bangkok. Begitupun dengan ayam yang makan di Jawa, telek di Jawa juga dikatakan ayam bangkok. Begitupun dengan jeruk, disebut jeruk mandarin. “Untung kita masih punya gula jawa,” kata Habib disambut ger hadirin.

Habib meminta kepada masyarakat untuk menyudahi pemberian merk dengan mengatasnamakan negara lain. Saatnya untuk menegakan kebangkitan ekonomi kerakyatan. Apapun jenis dan bentuknya usaha ekonomi yang halal, harus dibangkitkan. “Janda-janda miskin dan anak-anak yatim terlantar masih banyak yang harus kita bantu,” tuturnya.

Seharusnya kita malu, kata Habib Luthfi, dengan para Wali Sanga yang meskipun sudah wafat mampu memberikan kehidupan ekonomi kerakyatan yang luar biasa. “Lihat saja perputaran roda keuangan di sekitar makam-makam Wali Sanga, sangat cepat dan mensejahterakan masyarakat sekitar,” ungkapnya.

Kepada para santri, Habib Luthfi memberi nasihat agar memaksimalkan pendayagunaan akal dan pikirannya. Sehingga akan bermanfaat dan mengubah dunia sesuai petunjuk ayat-ayat Al-Qur’an.

Syekh Muhammad Ali Basalamah meninggal pada Ahad 9 Februari 2014 dalam usia 87 tahun. Ia  menjadi Mursyid Thariqah Tijaniyah yang menggelar pengajian umum setiap Senin Pon. Di setiap pengajian, pengunjungnya selalu melebihi 10 ribu pengunjung.

Menurut anak almarhum, Syekh Sholeh Basalamah, kegiatan mengenang 40 hari wafatnya ayahnya sebagai upaya membangkitkan kembali semangat almarhum dalam mengembangkan Islam, utamanya thariqah Tijaniyah.

Hadir dalam kesempatan tersebut, Ketua PCNU Brebes H Athoillah SE MSi, Rais Suryah PCNU Brebes KH Amin Mashudi, Pengasuh pesantren Al Hikmah 1 Sirampog KH Labib Sodiq, Sekretaris PCNU Kota Tegal dr H Muslikh, dan segenap undangan lainnya. (Wasdiun/Abdullah Alawi)