Habib Taufiq bin Abdul Qodir Assegaf Pimpin Rabithah Alawiyah
Senin, 6 Desember 2021 | 16:15 WIB
Ahmad Naufa
Kontributor
Jakarta, NU Online
Habib Taufiq bin Abdul Qodir Assegaf pimpin Rabithah Alawiyah setelah terpilih menjadi ketua umum berdasarkan hasil muktamar ke-25 yang digelar di Jakarta, Ahad (5/12). Ia menggantikan posisi Habib Zen bin Smith untuk menahkodai organisasi habaib se-Indonesia itu.
Habib Taufiq merupakan pendiri Pesantren Suniyyah Salafiyah Pasuruan, Jawa Timur. Dia juga menjabat sebagai mustasyar Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Pasuruan, masa khidmat 2017-2021.
Habib Zen yang menjadi Ketua Dewan Syuro dalam muktamar ke-25 mengatakan, transformasi organisasi yang dilakukan Rabithah Alawiyah adalah bentuk ikhtiar untuk semakin memaksimalkan organisasi. Oleh sebab itu, menurutnya, kegiatan muktamar ini dimaksudkan sebagai konsolidasi organisasi dan transformasi kepemimpinan, serta beradaptasi dengan perkembangan yang cepat.
"Melalui penyusunan program kerja yang berorientasi pada terwujudnya visi misi organisasi terkait kesejahteraan masyarakat baik dalam lingkup terbatas maupun umum," ujar Habib Zen dalam keterangannya, dikutip dari detik.com (Senin, 06/12/2021).
Muktamar Rabithah Alawiyah dibuka oleh Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin. Dalam sambutannya, Wapres mengapresiasi Rabithah Alawiyah yang telah berkontribusi dalam pemberdayaan umat dan berharap muktamar menghasilkan kesepakatan-kesepakatan yang akan membawa maslahat dan manfaat.
"Kemaslahatan itu menurut ulama itu sesuatu yang melahirkan manfaat dan juga menghilangkan kemudaratan. Karena itu, tugas kita membangun maslahat dan menghilangkan mudarat," ujar Kiai Ma'ruf.
Harapan dari MUI
Ketua Majelis Ulama Indonesia KH Muhammad Cholil Nafis yang hadir dalam pembukaan muktamar ke- 25 Rabithah Alawiyah itu bersyukur, bisa silaturrahim dengan habaib min ahfadi Rasulullah saw. Ia mengaku banyak bersenda gurau dan menerima nasihat.
“Sungguh menyenangkan. Saat makan bersama saya banyak berdiskusi dengan habaib untuk pendidikan umat dan mencetak pemimpin bangsa. Saya mengusulkan agar orientasi kita mencetak pemimpin adalah yang ‘aqlun faqih dan qalbun shufiy (akal yang cerdas dan hati yang zuhud),” ungkap Kiai Cholil Nafis di akun fecebook miliknya, Sabtu (03/12).
Alumnus Pesantren Sidogiri tersebut menjelaskan pentingnya mendidik kader dengan dua spesifikasi itu. “Kita perlu mendidik kader yang punya daya nalar hebat, logika yang cerdas tapi hatinya tetap lembut, sufi dan menerapkan hidup yang sederhana. Sehingga menjadi pemimpin yang lincah dan ganas di siang hari, tapi malam harinya dia sujud dan menangis meminta pertolongan kepada Allah SWT,” pungkasnya.
Kontributor: Ahmad Naufa Kh. F.
Editor: Aiz Luthfi
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Hukum Pakai Mukena Bermotif dan Warna-Warni dalam Shalat
6
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
Terkini
Lihat Semua