Nasional MUKTAMAR KE-34 NU

Hadapi Tantangan Global Penguatan SDM Mutlak Diperlukan

Selasa, 21 Desember 2021 | 05:15 WIB

Jakarta, NU Online
Mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas harus menjadi fokus dalam menghadapi tantangan era global. Sumber daya manusia (SDM) merupakan hal yang sangat penting untuk mewujudkan kemandirian.


"Jadi porsi SDM ini sangat penting, satu hal untuk bisa mandiri itu SDM, nomor satu SDM, nomor dua SDM, nomor 3 SDM, empat SDM, lima SDM, nomor satu sampai lima adalah masih SDM. Untuk bisa membangun ekonomi negara, dan rakyat yang mandiri," kata Ketua Lembaga Perekonomian Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Jaenal Effendi saat mengisi seminar web Road to Muktamar Ke-34 NU Seri 12: Kemendarian Negara dan Masyarakat diakses Senin (21/12/2021).


Jaenal Effendi mengatakan bahwa selain SDM, Indonesia juga akan dituntut untuk memiliki kemandirian bangsa, sehingga dapat bertahan dalam menghadapi kompetisi global.


"Kemandirian ini justru bisa dimaknai, kalau kita sepakat dimaknai sebagai kemampuan memegang peran dominan dalam kondisi Interdependensi dengan bangsa lain. Interdependensi ini yang perlu digaris bawahi," ujarnya.


Menurutnya dalam ilmu kehidupan manusia terlahir di dunia ini memiliki ketergantungan sangat tinggi atau dependensi terhadap orang tua. Kemudian dikatakan akil baligh ketika sudah independen, sudah mandiri tidak banyak ketergantungan pada orang tua, ataupun yang lain.

 

"Nah, ternyata lebih matcher lagi ketika pada level selanjutnya, setelah dependen, kemudian independen. Nah, yang ketiga dalam kehidupan berbangsa, dan bernegara dalam konteks global adalah Interdependensi," jelasnya.

 

Lebih lanjut lagi ia mengatakan untuk mempersiapkan menjadi negara yang berdaulat, yang mandiri adalah dengan cara sumber daya manusia dipersiapkan sematang mungkin, dan yang kedua adalah konsep interdependensi  dengan bangsa lain. Lalu kemandirian sejatinya sudah ditegaskan, telah digariskan sebagai cita-cita nasional yang harus direalisasikan, yang maknanya melepaskan diri dari ketergantungan.

 

"Nah, sejatinya konsep mandiri ini mestinya sudah mulai dikaitkan dengan ekonomi transformation. Pola pikir kita harus mulai sudah dirubah, mindset kita harus lebih maju, bagaimana mentransformasi hal-hal yang awalnya tidak bernilai menjadi lebih bernilai, atau bagaimana menata sistem ekonomi yang ada," pungkasnya.

 

Kontributor: Malik Ibnu Zaman
Editor: Kendi Setiawan