Hakam Mabruri, Warga NU yang Akan Keliling Afrika dengan Sepeda
Sabtu, 12 Oktober 2019 | 10:45 WIB
Negara yang akan dilewati Pondok Pesantren An-Nur II Kabupaten Malang adalah Mesir, Sudan, Ethiopia, Kenya, Uganda, Rwanda, Tanzania, Mozambique, Malawi, Zambia, Zimbabwe, Botswana, Namibia, dan Afrika Selatan.
“Diperkirakan menghabiskan waktu 14 bulan, setahun lah, kira-kira,” kata Hakam di Gedung PBNU, selepas meminta doa restu kepada kiai-kiai NU, khususnya Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, Kamis malam (10/10).
Menurut pria berusia 37 tahun ini, ia akan melakukan hal itu seorang diri. Karena itulah, ia meminta doa kepada para kiai, guru, dan tentu saja kedua orang tuanya agar tidak ada gangguan selama di perjalanan, selamat dalam keberangkatan hingga pulang lagi ke kampung halamannya.
”Berangkat dari Jakarta insyaallah bulan ini, terbang ke Mesir. Dari Mesir lalu bersepeda ke 14 negara,” katanya.
Di setiap negara, lanjut Hakam, ia akan mendatangi situs bersejarah keagamaan dan rumah-rumah ibadah berbagai agama. Termasuk nanti di Afrika Selatan, ia akan mendatangi makam Syekh Yusuf Makassari. Meskipun jenazahnya telah dipindahkan ke Indonesia, dia akan tetap ke tempat awal dikebumikannya ulama pejuang tersebut.
“Sekalian berkomunikasi langsung dengan warga lokal untuk menyampaikan bahwa Islam tidak menganjurkan menyerang atau memerangi kaum lain. Islam agama perdamaian,” katanya ketika dihubungi lagi pada Sabtu, (12/10).
Tak hanya itu, Hakam juga akan akan menceritakan kehidupan beragama masyarakat di Indonesia yang terdiri berbagai macam agama, budaya, bahasa, etnis, tetapi hidup damai saling berdampingan. Kehidupan damai bisa terusik jika ada kalangan yang merasa benar dan menyalahkan orang lain, apalagi dengan agresif melakukan penyerangan fisik.
Hakam Mabruri melakukan hal serupa pada tahun 2017. Ia melakukan perjalanan dengan bersepeda hingga ke Arab Saudi dengan rute, Indonesia, Sngapura, Malaysia, Thailand. Dari Thailand melakukan penerbangan ke India. Kemudia ia tidak dapat memasuki Pakistan, Palestina, dan Israel sehingga ia melakukan penerbang India Yordania. Setelah itu, ia ke Mesir dan terakhir Arab Sauadi. Selepas melaksanakan umrah, ia kembali melakukan penerbangan Arab Saudi-Indonesia.
Waktu itu, perjalanannya ditemani sang istri, Rofingatul Islamiyah yang kebetulan memiliki kegermaran sama. Mereka mengendarai satu sepada yang didesain untuk dikayuh berdua. Perjalanan mereka ke Timur tengah menghabiskan waktu setahun juga hingga kembali ke kampung halaman.
“Sekarang istri tidak ikut, anak saya baru setahun setengah,” katanya seraya memohon doa kepada segenap Nahdliyin agar segala urusannya dimudahkan, diberi kesehatan, dan keselamatan.
Pewarta: Abdullah Alawi
Editor: Fathoni Ahmad
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
250 Santri Ikuti OSN Zona Jateng-DIY di Temanggung Jelang 100 Tahun Pesantren Al-Falah Ploso
Terkini
Lihat Semua