Nasional

Harga Beras Naik karena Kelangkaan Gabah

Senin, 26 Februari 2024 | 07:00 WIB

Harga Beras Naik karena Kelangkaan Gabah

Ilustrasi: Harga beras naik salah satunya disebabkan kelangkaan gabah (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online
Harga beras yang naik akhir-akhir ini disebabkan kelangkaan gabah di kalangan petani dan pemasok beras.


Rahman (46), seorang pemilik penggilingan padi di Desa Cimande Kecamatan Caringin Bogor Jawa Barat mengatakan bahwa harga gabah juga mengalami kenaikan bukan hanya beras yang naik.

 

Hal ini dikarenakan langkanya gabah, serta hasil panen petani yang tidak banyak. Penyebab panen menjadi lebih sedikit, karena cuaca yang hujan terus menerus membuat kuantitas gabah berkurang. 

 

"Penyebab harga gabah naik, soalnya gabahnya susah dapatnya. Karena hujan terus akhir-akhir ini, jadi petani  tidak dapat panen padi banyak," katanya pada NU Online, Rabu (21/2/2024).

 

Rahman mengatakan bahwa harga gabah juga mengalami kenaikan, bukan hanya beras yang naik. Harga gabah yang biasanya Rp4.000 per kilogram, sekarang bisa mencapai harga Rp7.000 per kilogram.. Dengan selisih harga sekitar Rp3.000, dari harga biasanya. 

 

"Harganya lebih mahal tentunya, biasanya harga gabah sekitar Rp4.000 sampai Rp5.000 per kilogram. Kalau sekarang, harganya bisa Rp6.000 sampai Rp7.000 per kilogramnya," jelas Rahman.

 

Hal serupa juga dirasakan Maksum (47) pemilik penggilingan di Jampang, Kabupaten Sukabumi. Maksum mengatakan bahwa, gabah di tempatnya saat ini melonjak naik. Harga yang biasanya Rp4.500 sampai Rp5.000 per kilogram, kini harga gabah per kilogram sampai Rp9.000.

 

“Gabah sekarang lebih mahal, biasanya Rp4.500 sampai Rp5.000 per kilogram. Sekarang harganya bisa sampai Rp9.000 per kilogram, bisa beda sekitar Rp4.000-an,” jelasnya.

 

Menurut Rahman penggilingannya mengalami penurunan produksi beras. Biasanya dalam sebulan dapat menggiling sekitar 20 kali, sekarang hanya menggiling enam kali setiap bulannya. Sedangkan menurut pengakuan Maksum, Ia juga mengalami penurunan produksi beras. Saat musim panen, biasanya dia bisa setiap hari menggiling gabah. Sekarang hanya menggiling, sekitar 10 kali dalam sebulan. 

 

"Saya biasanya setiap hari ngegiling beras, kalau lagi musim panen. Sekarang dalam waktu sebulan, Cuma ngegiling 10 kali,” jelas Maksum.

 

Kelangkaan dan harga gabah yang meningkat, terjadi karena berkurangnya kualitas panen yang petani dapatkan. 

 

"Cuaca juga jadi pengaruh terbesar, terjadinya kelangkaan dan naiknya harga gabah, karena akhir-akhir ini hujan melulu, banyak gabah yang hasilnya jelek. Ada juga petani yang baru nanem padinya sekarang-sekarang, karena kemarin kemarau jadi ga ada air buat ngairin sawahnya,” kata Rahman.

 

Selain karena hujan, kelangkaan juga terjadi karena beberapa petani yang baru memulai tanam bibit. Pengaruh kemarau panjang yang terjadi akhir tahun lalu, membuat tidak adanya air untuk irigasi sawah.