Harga Sembako Melonjak dan Distribusi Terputus, Ketua PW Ansor Aceh: Negara Harus Hadir Lebih Serius
NU Online · Ahad, 30 November 2025 | 14:00 WIB
Helmi Abu Bakar
Kontributor
Banda Aceh, NU Online
Ketua Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda (GP) Ansor Aceh H Azwar A Gani menyampaikan keprihatinan mendalam terkait lonjakan harga kebutuhan pokok dan terputusnya jalur distribusi pangan di berbagai wilayah Aceh pasca banjir besar yang melanda Sumatera.
Menurutnya, kondisi terkini bukan lagi sebatas dampak bencana alam biasa, melainkan telah masuk kategori darurat kemanusiaan yang memerlukan intervensi cepat dan terukur dari pemerintah daerah maupun pemerintah pusat.
“Informasi dari sahabat Ansor di daerah menunjukkan situasi yang semakin berat. Harga kebutuhan pokok naik drastis, stok menipis, dan sebagian wilayah Aceh terisolasi logistik. Ini bukan sekadar fluktuasi ekonomi, tapi persoalan kemanusiaan,” ujar Azwar, Sabtu (29/11/2025).
Azwar menegaskan, pemerintah perlu memastikan rantai distribusi pangan kembali berjalan. Ia meminta agar jalur Banda Aceh–Medan yang menjadi akses logistik utama segera diprioritaskan penanganannya, mengingat beberapa titik masih lumpuh total.
“Jika jalur distribusi ini tidak segera pulih, masyarakat akan mengalami tekanan ekonomi berkepanjangan. Kita tidak boleh menunggu situasi semakin parah baru bertindak,” tegasnya.
Pria yang akrab disapa Baginda itu juga mengingatkan agar aparat mengawasi potensi penimbunan sembako oleh spekulan di tengah situasi darurat.
“Jika ada pedagang besar yang sengaja menahan stok untuk memainkan harga, itu bukan bisnis—itu kejahatan sosial. Pemerintah harus tegas,” tambahnya.
Baginda turut menginstruksikan kader Ansor dan Banser meskipun turut musibah di daerah untuk ikut membantu semaksimal mungkin warga, termasuk dalam evakuasi, pengawalan distribusi bantuan, hingga membuka dapur umum jika diperlukan.
Di tengah situasi yang memburuk ini, Ketua PW Ansor Aceh mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak melakukan pembelian berlebihan.
“Panic buying hanya memperparah keadaan. Kita harus tetap saling percaya dan saling jaga,” ujar Azwar.
Baginda dalam pernyataannya dengan pesan solidaritas sosial mengingat masyarakat juga pedagang untuk menunjukkan solidaritas terlebih ditengah musibah yang melanda negeri ini.
“Kita pernah melalui masa-masa sulit, dari pandemi hingga bencana besar lainnya. Kita bisa melewati ini lagi—asal pemerintah bekerja cepat, masyarakat tetap bersabar, dan semua elemen bergandengan tangan.” pintanya.
Harga sembako tembus titik tertinggi
Informasi yang dihimpun NU Online di sejumlah pasar menunjukkan lonjakan harga kebutuhan pokok yang cukup ekstrem. Di Pasar Keutapang, Banda Aceh, banyak pedagang menutup kios karena stok telur, minyak goreng, dan sayuran didatangkan dari luar daerah yang kini terhambat.
“Semalam masih ada telur Rp 65-70 ribu perpapan. Sekarang malah kosong sama sekali,” ujar Zuhri, seorang pembeli.
Kenaikan paling mencolok terjadi pada cabai merah, yang kini dihargai Rp 200.000–Rp 240.000/kg, jauh dari harga normal sebelumnya di angka Rp 38.000–Rp 45.000/kg. Cabai hijau kini menyentuh Rp 60.000/kg, bawang peking Rp 40.000/kg, sementara minyak goreng curah mencapai Rp 20.000/liter.
Di Pidie dan Banda Aceh, beberapa pedagang bahkan menjual dengan sistem kuota pembelian agar stok tidak hilang dalam hitungan menit.
Muhammad Zahri, salah seorang pedagang pada Toko Rempah Gampong di Keude Ulee Gle Pidie Jaya juga mengatakan harga rempah-rempah dan kebutuhan sehari-hari naik drastis selama musibah banjir.
"Kami terpaksa menjual sesuai dengan harga pembelian karena harga beli juga mahal, " ujarnya.
Secara umum berdasarkan informasi yang diperoleh NU Online Berikut adalah rincian kenaikan harga barang pokok di Aceh yang terpantau di pasar tradisional per Sabtu ini:
- Cabai Merah Keriting: Rp 200.000 - Rp 240.000 per kg (sebelumnya stabil).
- Cabai Rawit: Rp 150.000 per kg (naik drastis dari Rp 28.000).
- Cabai Hijau: Rp 60.000 per kg (naik dari Rp 28.000).
- Bawang Peking: Rp 40.000 per kg (naik dua kali lipat dari Rp 20.000).
- Bawang Putih: Rp 36.000 per kg (naik tipis dari Rp 35.000).
- Tomat Medan: Rp 30.000 per kg (naik dari Rp 15.000).
- Tomat Takengon: Rp 20.000 per kg (naik dari Rp 6.000).
- Minyak Goreng Curah: Rp 20.000 per liter (naik dari Rp 18.000
Distribusi Lumpuh
Selain terganggunya jalur Sumatra Utara, beberapa wilayah dataran tinggi seperti Aceh Tengah, Bener Meriah, dan sebagian Pidie Jaya juga terisolasi akibat longsor dan kerusakan jalan. Kondisi ini memutus suplai sayur, telur, dan bahan dapur yang selama ini bergantung pada pasokan daerah tersebut.
“Biasanya barang turun lancar. Tapi sekarang jalannya putus. Kami tidak bisa berbuat apa-apa. Mau jual apa kalau barang tidak masuk,” ujar Usman, pedagang pasar di Pidie.
Sejumlah warga di Abdya dan Aceh Selatan berdasarkan informasi mulai mengurangi konsumsi harian agar stok pangan bertahan lebih lama. Sementara di Lhokseumawe terjadi antrean panjang di beberapa SPBU dan toko sembako.
Terpopuler
1
Bedah Hujjah KH Afifuddin Muhajir: Dari Kewajiban Taat AD/ART hingga Pentingnya Bukti Konkret
2
Kelompok Sultan Tunjuk M Nuh sebagai Katib Aam PBNU
3
Kelompok Sultan Gelar Rapat Harian Syuriyah-Tanfidziyah di Gedung PBNU
4
PBNU Kelompok Sultan Targetkan Percepatan Muktamar dan Gelar Harlah 1 Abad NU
5
Gus Yahya Dorong Islah Demi Keutuhan Jamiyah, Serukan Warga NU Tetap Jaga Persatuan
6
Kabar Duka: Prof Ahmad Syafiq, Pengurus Lembaga Kesehatan PBNU Wafat
Terkini
Lihat Semua