Afina Izzati
Kontributor
Jakarta, NU Online
Setiap orang tua menginginkan anaknya menuruti setiap apa yang diinginkannya. Dalihnya, apa yang diinginkan orang tua sudah pasti baik untuk anak. Karena setiap orang tua berharap anaknya berlaku baik sesuai arahannya. Namun, apakah menginginkan anak menjadi seorang penurut itu benar?
Baca Juga
Ingin Anak Saleh? Masukkan Ke Pesantren!
Kepala Pusat Studi Gender dan Anak Universitas Islam Nahdlatul Ulama (UNISNU) Jepara, Santi Andriyani, mengungkapkan bahwa keinginan orang tua agar anaknya menurut itu kurang tepat.
“Kata nurut kalau bagi saya kurang pas karena ketika berbicara tentang anak itu memiliki perkembangan yang bermacam-macam, tidak hanya sekedar nurut saja. Sehingga sebagai orang tua perlu memahami kecerdasannya masing-masing dan potensi masing-masing anak,” terang Santi kepada NU Online, Ahad (11/9/2022) malam.
Santi menyebut bahwa seorang anak bukan dituntut melakukan sesuatu. Tapi, didorong dan difasilitasi sesuai tumbuh kembangnya dan dimulai sejak kecil. Bahkan, jika berkaitan dengan perkembangan anak maka mulai dari prenatal sudah harus diberikan treatment dan edukasi.
“Orang tua dapat mendidik anak menjadi saleh salehah dan berakhlak baik, bukan mendidik untuk menjadi anak yang menurut saja. Nyai Nafisah Sahal pernah mengatakan bahwa ada tirakat yang bisa dilakukan orang tua untuk anaknya agar menjadi putra-putri yang saleh salehah,” jelasnya.
Ia melanjutkan, seperti puasa pada saat weton anak, berdoa dengan membaca al-Fatihah sebanyak 100 kali, bisa juga dengan membaca doa khusus agar menjadi anak yang saleh. Doa untuk menjadi anak yang saleh menurut KH Arwani adalah rabbana hablana min azwajina wadzurriyyatina qurrata a’yun waj’alna lil muttaqina imama, yang dibaca 3x setelah selesai shalat fardhu.
Arti dari doa tersebut adalah, Wahai Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri dan keturunan kami sebagai penyenang hati, dan jadikanlah kami imam (pemimpin) bagi orang-orang yang bertakwa.
Santi berpesan agar orang tua terus melakukan tirakat untuk anaknya. Jangan fokus untuk mendidik anak menjadi penurut. Tapi, lebih kepada mendidik anak menjadi anak yang saleh salehah dan berakhlakul karimah.
Artikel theasianparent menyebutkan bahwa anak penurut yang dipandang sebagai hasil sukses asuhan orang tua ternyata tidak sepenuhnya benar. Anak yang selalu patuh kepada orang tua justru kehilangan kepribadiannya. Memiliki anak penurut ternyata tidak selalu berdampak baik terutama dalam perkembangan mental anak.
Dampak negatif anak penurut antara lain tidak mampu membuat keputusan, minder atau tidak percaya diri, cenderung pasif, lebih bergantung kepada orang tua, berisiko menjadi korban perundungan, patuh untuk mendapat kasih sayang, hubungan anak dan orang tua hanya sekedar kepatuhan, dan jadi anak pemberontak.
Kontributor: Afina Izzati
Editor: Musthofa Asrori
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua