Nasional

Haul, Tradisi Baik yang Harus Dijaga

Ahad, 15 Mei 2016 | 14:19 WIB

Cipete, NU Online
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menghadiri peringatan Isra Miraj sekaligus Haul Habib Syekh Abu Bakar  Salim dan Haul Masyayikh (ulama) yang diselenggarakan oleh Majelis Taklim Raudhotul Jannah, Cipete, Sabtu (14/05) malam. 

Menurutnya, haul adalah satu dari sekian banyak tradisi warisan para pendahulu, ulama, kiai, umara, dan pendiri bangsa yang harus dijaga dan dirawat oleh generasi sekarang dengan baik.

“Kita dituntut untuk menjaga dan merawat warisan pendahulu yang baik-baik. Bahkan (kita) seharusnya memberikan kreasi, inovasi yang baru sesuai kondisi masyarakat,” kata Menag seperti dilansir oleh laman kemenag.go.id. 

Peringatan Isra Miraj dan Haul ini dihadiri oleh ratusan umat Muslim di wilayah Cipete dan sekitarnya. Haul merupakan tradisi peringatan tahunan atas wafatnya seorang tokoh. Selain Habib Syekh, para masyayikh yang peringati haulnya adalah  KH Muhammad Naim, KH Halim, KH Idris Kamali, KH Kholid, KH Saifuddin Zuhri, KH Raisin, KH Adris Kaisar, KH Abdurrahman Said, KH Ahmad Falaq Ibrahim, KH Mukri Azhari, KH M Thohir, KH Muhiddin Naim, KH Musyaffa, Hb Muchsin Mohdar BSA, dan KH Halwani Hasbulloh.

Menag yang hadir berseragam putih menyampaikan, tradisi haul selain mendoakan guru, ulama, kiai, dan para pendahulu, juga untuk mengambil teladan yang mereka tinggalkan. Menurutnya, masyarakat Indonesia patut bersyukur, karena telah mendapat waris pemahaman keislaman yang menjunjung tinggi para leluhur dan warisan lainnya yang sangat baik.

Menag berharap warisan itu menjadikan bekal dalam menghadapi tantangan hidup yang semakin kompleks dan keras. Saat ini,  tekanan hidup semakin tinggi, beban hidup semakin kompleks, hingga menjadikan orang mudah stres. Ruang gerak semakin sempit, menjadikan kompetisi semakin keras, bukan hanya sesama kampung, tapi antar negara. Akibatnya,  orang semakin sensitif dan reaktif dalam kehidupannya.

Kalau dulu  masyarakat Indonesia dikenal lembut,  pemaaf, penyabar, dan santun, belakangan sebagian menjadi  reaktif,  emosional, dan mudah tersulut emosinya. Tindak kriminal meningkat, praktek miras, pornografi dan pornoaksi, serta penyalahgunaan narkoba kerap terjadi. 

“Ini tantangan kekinian kita, yang tidak dialami pedahulu kita, sekarang kita mengalami yang lebih kompleks,” tandas Menag.

Menag menegaskan, bahwa Kementerian Agama sudah merancang program pembinaan, penguatan dan pengawasan, dari unit komunitas terkecil, yakni kelurga. 

“Persoalan di masyarakat bisa dikendalikan jika ketahanan keluarga berjalan dengan baik,” katanya.

Untuk itu, Menag mengimbau jamaah Majlis Taklim Raudhotul Jannah dapat berperan aktif meningkatkan faham keagamaan keluarga dan  anak-anak. 

“Mari kita jaga tradisi haul yang baik ini, untuk baiknya bangsa Indonesia ke depan,” ajak Menag.

Sebelumnya, Habib Jindan Bin Noufal yang dinobatkan sebagai penceramah menyampaikan bahwa orang-orang yang berilmu itu selayaknya menyampaikan pengetahuannya kepada masyarakat. Sebab, ilmu yang sejalan dengan pengamalan, dipraktekkan, lalu disampaikan kepada masyarakat diharapkan akan menambah kemaslahatan ummat. Red Mukafi Niam