Hujan Deras Kembali Guyur Aceh, Warga Pidie Jaya dan Bireuen Panik: Tokoh Agama Imbau Tetap Tenang dan Siaga
NU Online · Ahad, 7 Desember 2025 | 08:04 WIB
Helmi Abu Bakar
Kontributor
Pidie Jaya, NU Online
Hujan deras kembali mengguyur wilayah Aceh pada Sabtu (6/12/2025) sejak pukul 22.00 hingga lewat tengah malam. Cuaca ekstrem yang datang tiba-tiba ini membuat warga di Kabupaten Pidie Jaya dan Bireuen kembali merasa was-was, terutama mereka yang baru saja pulih dari bencana banjir besar beberapa hari lalu.
Di Kecamatan Meureudu, air sempat naik cepat dan menggenang beberapa titik, termasuk jalur rel kereta api wilayah Meureudu–Ulim yang saat ini difungsikan sebagai akses utama Banda Aceh–Medan setelah Jembatan Meurah Dua putus diterjang banjir sebelumnya.
Kondisi ini membuat beberapa kendaraan harus berjalan lambat dan sebagian warga memilih berjaga hingga dini hari.
“Air sempat naik hampir mendekati lantai rumah dan alirannya sangat cepat. Kami masih trauma karena banjir kemarin sangat parah, jadi begitu hujan deras turun kami langsung siap-siap,” ujar Tgk Syahrul, warga Pidie Jaya.
Tgk Syahrul mengaku, hujan yang terjadi meski tidak terlalu lama namun cukup deras, membuat warga takut banjir besar terjadi kembali.
BPBD, relawan kemanusiaan, perangkat gampong, dan masyarakat menurutnya perlu bersiaga di sejumlah titik rawan, termasuk Meureudu, Meurah Dua, Ulim, dan Bandar Baru. Meski hujan telah berhenti dan air mulai surut, warga memilih tidak menurunkan kewaspadaan.
“Kami berharap hujan tidak turun lagi malam ini. Yang penting kami siap dan saling bantu,” tambah Tgk Syahrul.
Abi MUDI: Jangan panik, tapi tetap pantau kondisi sungai
Dari Samalanga, Tgk H. Zahrul Mubarak, atau yang lebih dikenal sebagai Abi MUDI, Wadir Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga, turut memberikan imbauan kepada masyarakat dan para santri agar tidak panik, tetapi tetap waspada terhadap potensi peningkatan debit sungai di wilayah tersebut.
“Kami terus memantau aliran Krueng Batee Iliek bersama dewan guru. Debit air meningkat dan alirannya deras, namun hingga saat ini masih dalam kondisi aman. Tetap siaga, tetapi jangan panik,” ujarnya.
Abi MUDI juga meminta masyarakat tetap menjaga komunikasi antarwarga dan melaporkan perubahan kondisi secara cepat jika air kembali meningkat.
Perlu evaluasi dan koordinasi berkelanjutan
Tokoh muda Pidie Jaya, Tgk Razali, menilai situasi ini menjadi pengingat bahwa mitigasi dan kesiapsiagaan harus diperkuat, bukan hanya pada masa tanggap darurat tetapi juga setelahnya.
“Banjir kemarin menjadi pelajaran besar. Kita tidak boleh hanya fokus pada bantuan, tetapi juga pada evaluasi tata ruang, saluran air, dan kesiapan sistem peringatan dini. Masyarakat tidak boleh dibiarkan panik setiap kali hujan deras turun,” tegasnya.
Ia juga menekankan pentingnya doa, ikhtiar bersama, gotong royong, serta sinergi antara pemerintah, relawan, dan masyarakat.
Pantauan NU Online, hingga Ahad (7/12/2025) pukul 02.00 WIB hujan kembali mengguyur meskipun sempat reda pukul 00.30 WIB dan kembali membasahi Aceh hingga berita ini dirilis.
Cuaca ekstrem ini semakin menegaskan bahwa fokus pemulihan pascabencana tidak sebatas bantuan logistik, tetapi juga kesiapan menghadapi ancaman susulan.
Terpopuler
1
Mustasyar, Syuriyah, dan Tanfidziyah PBNU Hadir Silaturahim di Tebuireng
2
KH Said Aqil Siroj Usul PBNU Kembalikan Konsesi Tambang kepada Pemerintah
3
Pesantren Tebuireng Undang Mustasyar, Syuriyah, dan Tanfidziyah PBNU untuk Bersilaturahmi
4
Khutbah Jumat: Kerusakan Alam dan Lalainya Pemangku Kebijakan
5
Khutbah Jumat: Mari Tumbuhkan Empati terhadap Korban Bencana
6
20 Lembaga dan Banom PBNU Nyatakan Sikap terkait Persoalan di PBNU
Terkini
Lihat Semua