Nasional

Imagine John Lennon di Gedung Kiai

Selasa, 27 Maret 2018 | 10:20 WIB

Imagine John Lennon di Gedung Kiai

Mel Shandy saat menyanyikan Imagine di Gedung PBNU

Jakarta, NU Online
Apakah John Lennon semasa hidup maupun setelah mati pernah membayangkan lagunya dinyanyikan di gedung para kiai? Pertanyaan ini, tentu akan sukar mendapat jawabannya dari yang bersangkutan karena ia telah menyandang gelar almarhum setelah diterjang empat peluru yang dilepaskan Mark David Chapman pada tahun 80-an.

Yang jelas, Jumat malam (23/3) lalu, salah satu lagunya, Imagine dinyanyikan lady rocker tahun 90-an, Mel Shandy, di gedung PBNU saat pelepasan Kiai Agung Ganjur, grup musik pimpinan Sastro Ngatawi yang akan tour di Eropa selama dua minggu. 

Lagu itu didengar Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj dan beberapa pengurus PBNU lainnya, serta para hadirin seperti Ketua Muslimat NU Hj. Aniroh dan Ny. Nurhayati Said Aqil, Yenny Wahid, Bunda Ifet Slank, Ivanka Slank, dan lain-lain . 

Pada saat sambutan pelepasan, Kiai Said tak mengomentari lagu itu. Juga tak melarangnya. Ia bahkan mengutip sorang sufi besar Islam, Syekh Dzu Nun Al-Mishri yang mengatakan, musik adalah suara kebenaran. 

“Musik,” kata Kiai Said sambil melirik ke belakang, seraya tangan kanannya menunjuk ke alat-alat musik milik Ki Ageng Ganjur, “tidak pernah berbohong. Yang berbohong itu mulut,” katanya. 

Barangsiapa, lanjut Kiai Said mengutip Syekh Dzu Nun, mendengarkan suara musik dengan betul-betul mencapai hakikat, dengan tujuan positif, dia akan mencapat kepada hakikat. Tapi barangsiapa mendengarkan musik dengan syahwat, dia akan pada kezindiqan, terlempar dari kebenaran. 

Mel Shandy, selepas menyanyikan lagu itu mengaku menikmatinya. Ia kerasan menyanyikan pentolan The Beatles itu diiringi alat musik tradisional yang dipadu alat musik modern, di gedung kiai pula. Sementara alat musik tradisional itu sendiri, menurut Sastro ngatawi, sudah distel dengan mendekati gaya Arab. 

Selain Imagine, Gedung PBNU, malam itu dihampiri nyanyian Bianglala, lagu hitsnya Mel Shandi, dan tentu saja shalawat-shalawat Nabi. Juga Padang Bulan versi Ki Ageng Ganjur. (Abdullah Alawi)